"Abang, plis ... aku mau ketemu sama pacaranya kaka Reya, boleh ya?" Dara sudah memperbaiki bajunya,.
Sungguh, suaminya itu tidak tahu malu sama sekali kalau sudah berhubungan dengan cemburu yang mendarah daging itu, bisa-bisanya dia meminta jatah lebi dulu padaistrinya sebelum mengizinkan Dara untuk bisa bertemu dengan Galang yang sudah cukup lama berdiam di rumah mertuanya ini.
Mereka masuk ke kamar dengan alasan ingin memberi pijatan pada perut Dara yang tegang, bukan pijatan yang ada karena di sana justru Dara yang memberi pijatan pada suaminya entah dengan cara apa, yang jelas bajunya bagian atas sudah terbuka semua dan membuat Refan seperti anak bayi yang mengantuk berat.
Hanya anggukan yang ia berikan sebagai izin pada Dara ke luar bertemu dengan saudara dan calon suami saudaranya itu, tidak lain ada kekaguman ibu hamil yang tidak bisa Dara hentikan.
"Aku panggilnya siapa? Babang atau Mas atau Kak?" Dara menawarkan panggilan untuk kekasih kakak perempuannya itu.