Dara tidak bisa menyembunyikan air mata dan kesedihannya, keteguhan yang ia punyai dulu entah ke mana perginya sejak ia menikah dengan Refan. Malam itu mencari makan berdua pun tak melegakan hatinya untuk percaya pada sang suami yang telah berusaha membuatnya tersenyum di balik sebuah kepalsuan yang Dara yakini.
Tiba dia harus pergi ke kampus menyelesaikan pendidikannya, mata itu menangkap pasangan muda yang kabarnya baru saja menikah, mereka saling mendukung untuk satu sama lain, memberi semangat dan tidak kenal malu saling memeluk di depan umum.
Suaminya tidak seperti itu, Refan terlalu tertutup dalam urusan perhatian, bahkan saat menjemputnya dikala bisa, tidak turun sama sekali dari mobil, mungkin hanya membuka jendela dan menyembulkan kepalanya sedikit demi memanggil Dara.