Dara, gadis berusia 20 tahun itu melebarkan senyumnya saat satu mobil sedan masuk ke pekarangan rumahnya. Siapa lagi kalau bukan calon suami yang akan menikahinya dua bulan lagi.
Siang ini mereka akan berkeliling untuk mencoba beberapa refrensi baju pengantin dan riasan yang ada, wajahnya yang cantik dan masih natural polos itu seharusnya menjadi sihiran utama di mata Refan, sayangnya karena cinta sepihak membuat Dara harus menelan sendiri pujian yang ia harapkan, memendam dan mungkin ia buat jauh harapan itu semua.
"Siang, Kak." ia menyapa dengan penuh kelembutan.
Refan mengangguk, ia sempat menoleh ke dalam rumah, sosok Reya dan adik lelakinya tengah berkumpul di ruang tamu, hanya menyapa lewat lambaian tangan karena mereka sedang melakukan seminar online bisnis di sana, mau tidak mau Refan putar kemudinya tanpa berniat untuk berhenti lebih dulu, bahkan untuk berpamitan secara langsung pada calon mertuanya saja tidak.