Nyatanya apapun tidak bisa membuat Tamara berhenti menggoda calon suaminya itu, sampai malam tiba dan larut, hari berganti hari, ia terus aja menggoda Kai dengan banyak alasan yang mana ia ingin melihat seberapa keras Kai menahan emosi dan egonya.
Hari itu telah tiba, malam terakhir di mana masa lajang akan terhenti dan berganti menjadi sosok yang lebih penting di hari esok Tamara tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu dan terus melafalkan doa agar acara hari berikutnya berjalan dengan lancar, bahkan Kai yang ada di sebelah sana juga merasakan hal yang sama dengan dia, merasakan canggung takut sekaligus tak bisa berbuat apapun bahkan untuk berpikir saja tidak bisa, dia hanya bisa membayangkan hari terbaik akan tiba di mana tanggung jawabnya akan semakin bertambah.