"Ra, mau apa?" Aksara samar-samar membuka matanya, ia gosok dan mencoba menggapai istrinya yang tengaj terduduk di tepi ranjang.
Tiara menoleh membawa senyumnya, "Aku lupa kalau lagi di rumah mama, kamu bawa baju kerja nggak? Mau aku bikinin apa?"
"Aku bawa baju kerja, di sini juga ada. Nggak perlu masak kata mama kemarin, mama udah masak banyak dari semalem, Ra," jelas Aksara.
"Masak apa?"
"Nggak tahu, katanya besok Tiara suruh bobok sampe aku berangkat kerja, aku makan dan kerja bareng papa, kamu tenang aja pokoknya sampe sembuh, gitu kata mama!"
Jari telunjuk Aksara membuat Tiara tergelak, bagaimana bisa mengarah pada hidung mancungnya itu, bahkan dalam kondisi mata Aksara masih samar-samar terbuka.
Aksara rengkuh kembali tubuh kecil itu, sudah tidak ada demam, hanya saja ingin Tiara lebih lama bersama dengannya.
Aksara peluk erat tubuh itu, ia ikat dengan kedua kakinya dan enggan melepas Tiara pergi.
"Aku kangen dipeluk gini sama kamu," kata Tiara.