Aksara tersenyum tipis di sana, selama ini ia sembunyikan meskipun berulang kali kedua adiknya memancing dan sang ibu menebak benar.
Tidak ada yang bisa menyembunyikannya, kini bahkan sang istri paham dan kenal baik dengan rahasianya.
"Sayang, aku nggak apa, tapi kalau kamu maunya gitu, aku mulai hari ini bakal terus dan berusaha terbuka sama kamu, kayak tadi aku habis godain siapa itu, lupa aku, nanti istriku ini cemburu loh!"
"Ahahahahah, masa sih aku cemburu? Yang ada itu aku marah karena kamu kakuin mereka, yaudah kamu buruan istirahat, besok pagi aku telpon lagi ya, Aksa."
"Beneran bakal ditelpon aku?"
"Iya, aku telpon kamu!"
Tiara manyun-manyunkan bibirnya, sebelum panggilan itu berakhir, masih sempat-sempatnya Aksara menunjukkan benda keras yang sontak membuat Tiara terpukul mundur.
Menunggu, hanya menunggu sampai tiba saatnya mereka bisa bertemu kembali dan memadu kasih bersama.
"Iya, nanti aku manjain yang banyak dan berulang kali!"