Aksara bergegas memeriksa sprei bermotif yang kemarin sudah Tiara lebarkan, seharian ini, bahkan sejak kemarin mereka tidak ada yang sadar kalau ada bekas darah mengering di sprei itu karena penyatuan yang tertunda.
Bibir pria kaku itu menarik sebuah senyuman lebar, ia pun memukul kasur empuk itu.
Di depannya terpajang jelas bagaimana bukti kesucian sang istri yang telah ia renggut malam itu. Aksara ingat betul dirinya baru pulang bekerja, bahkan belum membersihkan diri, tapi sudah mengajak istri bergumul sampai pagi di mana mereka mengulang malam panas itu sekali lagi.
"Love you, Ra. Terima kasih udah jaga dan berikan ini ke aku, sama seperti aku yang jaga diri buat kamu. Aku cinta dan sayang sama kamu, Ra, istriku," ujar Aksara.
Ia gulung sprei itu, tidak ia buang, melainkan ingin ia bawa pulang dan simpan.