"Ayah mau aku berangkat lagi selama dua minggu?" Aksara hampir melompat dari kursinya.
"Iyalah," jawab Fahri, tidak mungkin dia bercanda dalam kondisi genting begini dalam bisnis.
"Yang bener?" Aksara sekali lagi mengulang.
Jelas ia tidak percaya, jadwal keberangkatannya saja tiga hari lagi di mana masa datang bulan Tiara juga belum usai, sedang dia harus pergi selama dua minggu ke depan dan meninggalkan Tiara sebelum bisa ia sentuh secara utuh.
Hukuman macam apa ini untuknya?
"Bener, Aksa. Masa iya Ayah ini bohong sama kamu, kapan emang Ayah bohong masalah bisnis?"
Aksara bergeleng tidak mau, ia meminta kelonggaran waktu setidaknya sampai satu minggu ke depan, tapi tidak bisa karena semua yang akan Aksara lakukan esok hari itu akan menentukan karir Aksara di masa depan, dan ilmu di sana sangatlah penting untuknya.
"Dunia bisnis emang kejem, Nak. Tapi, coba pikirin karena itu buat masa depan kamu sama dia juga, sebentar aja dan kamu tahan, masa nggak bisa?"
