Ara berlari untuk memeluk Aksara yang endak berangkat, "Kakak!"
Bruk, sengaja ia tabrakan diri agar tubuh kecilnya bisa Aksara gendong dan putar-putar lebih dulu.
"Aku bakal kangen sama Kak Aksa, jangan pergi lama-lama ya ...." Ara semakin enggan melepas pelukannya karena di sana dia tengah menangis tanpa Aksara tahu.
Hanya kode dari sang ibu yang membuat Aksara paham akan kelemahan adiknya itu, sudah lama mereka bersama dan selalu berjumpa di setiap pagi juga petang, tak pernah Ara bayangkan kalau nanti satu per satu dari mereka harus pergi dari rumah demi menggapai masa depan yang jelas berbeda tiap orangnya.
Aksara berada di bawah naungan perusahaan keluarga yang jelas nanti akan menjadi tempat dia bertanggung jawab, adiknya pun bisa sama, tapi kalau mereka sudah berumah tangga tentu keputusan akhir ada pada para suami mereka.