Tubuh proporsional dengan banyak tatanan otot yang terpatri luar biasa karena rajin berolah raga dan menjaga pola makannya itu masih bergelung di bawah selimut pagi ini.
Aksara enggan terbangun bila bibirnya masih merasakan decapan lembut bibir Tiara di sana.
Apa yang ia lihat di taman itu sudah dirasa cukup dan tidak bisa ia halau lagi, Kai harus mendapatkan Tiara, bukan dirinya.
Lebih baik Aksara menjauh bila harus membuat mereka terpisah dan Kai menderita.
Bukan Tiara yang Aksara fikirkan, tapi Kai karena menurutnya seorang wanita pasti akan bahagia bila hidup bersama pria yang mencintai mereka dengan tulus, perhatian dan selalu ada seperti Kai.
Tidak seperti dirinya yang kaku dan tak banyak mempunyai waktu untuk sekedar berucap kata sayang.
Ketukan di pintu kamar itu memaksa Aksara untuk menurunkan kedua kakinya, ia terbiasa tidur tanpa kaos hingga membuatnya terburu-buru mencari baju ganti untuk sekedar membuka pintu.
"Niah-"