Pemakaman basah dan harum itu menjadi akhir pertemuan Siska dengan ayahnya, senyum pria itu setiap hari selalu menjadi penyemangat paginya telah tiada, kini entah dia harus menimbun semangat dari mana.
Tangan Gio dan mertuanya tak henti menenangkan, tapi justru selama ini ayahnya lah yang menjadi penenang dalam segala hal.
"Bapak, maafin Siska yang belum sempat kasih tahu kalau ada cucu Bapak yang bulan ini menemani Bapak setiap hari. Siska janji akan jadi istri dan ibu yang baik seperti yang dulu kalian ajarkan ke Siska. Selamat bertemu ibu, Pak, sampaikan salam Siska kepada ibu di sana, Siska rindu meminta doa restu darinya atas pernikahan ini," tutur Siska dalam hati.
Ia jatuhkan kepalanya di bahu Gio, hari bahagia mereka sekilas berubah menjadi kelam dan tidak bisa ia biarkan penuh dengan kemeriahan di mana hari itu menjadi hari duka seumur hidup.