Gilang genggam tangan Kinan, menyusuri jalanan taman kota di akhir pekan yang cukup tenang itu.
Walau hamil, tidak membuat Kinan yang sejatinya suka sekali banyak bergerak itu berhenti. Ia memang merasa lemah dan mual, tapi rasa ingin dan semangatnya masih sangat tinggi untuk berjalan-jalan seperti ini.
Kinan ajak suaminya itu duduk sejenak, ia usap perutnya yang mulai sedikit tegang.
"Kenapa, hayo?" Gilang sudah panik lebih dulu.
"Nggak apa, ini alarm kalau dia minta berhenti, istirahat dulu." Kinan buka botol minumnya, meneguk hingga tandas.
Sore hari masih saja panas di kota ini, sangat berbeda dengan jaman dulu ketika dirinya bersama keluarga masih tinggal di desa kecil sama seperti Siska, rasanya masih sangat sejuk dengan banyak pepohonan rimbun di sana.
"Mas tahu nggak?"
"Nggak tahu, kamu belum bilang!" balas Gilang gemas, pasalnya ia tidak suka kalau waktu jalan-jalan dan Kinan terlihat lelah seperti ini, ingin ia gendong kembali ke mobil saja.