Hoek, hoek, hoek ....
Bani bantu menantunya itu untuk mendudukan Kinan di tepi ranjang, memijat tengkuk dan memberi hidung Kinan minyak kayu putih untuk meredakan rasa mual yang hebat muncul di pagi hari ini.
Pertanyaan Bani pagi ini tak kalah membuat Gilang melompat kaget, pasalnya Bani menanyakan masalah tanggal datang bulan Kinan.
"Udah terlambat lima hari kok biasa aja sih?" Bani kesal pada anaknya yang tidak sensitif itu, seharusnya telat tiga hari saja sudah cemas, Kinan tampak santai mengingat sudah dua kali dia terlambat dan baru kali ini dia merasa mual.
Stok alat tes kehamilan sudah Kinan buang, dia tidak mau terlalu berharap hingga membuatnya sakit hati bila telat datang bulan, itu sangat merusak mentalnya sebagai seorang istri, lagipula dia sudah bersepakat dengan Gilang untuk menanggapi semua ini dengan santai, tidak saling menuntut dan menerima proses yang ada.