"Sayang, dedek mana? Maafin aku ya," ujar Fahri, sebisa mungkin dirinya tidak nampak terlalu panik agar Haisha tidak semakin lemah.
Fahri gosok punggung ringkih itu, mendekap erat sesaat sebelum meminta istrinya mengantar masuk.
"Cara, Ayah dateng ini, Nak," ujar Haisha memanggil anaknya yang terjaga dan tenang bersama Wati.
Wati meminta Fahri mendekat karena bayi itu sontak merengek mendengar suara Haisha.
Fahri membungkuk, ia kecup wajah mungil setengah merengek itu, ia ingin mengumpat dalam hati, sangat pedih melihat ada jarum infus menancap di tangan kecil yang biasa menarik rambutnya itu.
"Bentar lagi sembuh ya, maaf ya baru dateng, sayang." Fahri angkat tubuh kecil itu, seolah tahu dan kenal itu adalah ayahnya, Aksara mengusap-usapkan wajah ke dada Fahri dan menjejakkan kaki seakan riang.
Haisha tahan isakannya, lagi-lagi ia lemah melihat bocah itu menunjukkan rindunya pada sang suami.
