"Hei, iya sama Ibu, nggak boleh nangis, Nak." Aksara terus saja memberontak dan menangis di gendongan Haisha, ia sama sekali tidak mau ikut kedua neneknya meskipun sudah kenal lama.
Antrian di rumah sakit itu cukup banyak, masih tersisa lima orang lagi, sedang tubuh Aksara semakin demam.
Haisha terus mengayun anaknya, dia baru akan tertidur tenang bila Haisha yang menggendongnya, sementara sudah lebih dari dua jam dia menggendong, belum tadi malam dan sebelum berangkat, kedua tangannya hampir tidak bisa merasakan apa-apa.
"Ssst, iya sama Ibu, nggak pergi," bisiknya ketika Aksara endak membuka mata.
Bayi itu kembali tenang, berontakan kecil di sana hampir saja membuat Haisha kuwalahan, bayinya yang berat dan tangannya yang kecil sontak tidak seimbang.
Beruntung Wati dan Meri siaga hingga menghalangi gerak badan bayi itu agar tidak terjatuh.
"Ma, Bu, ayo masuk!" ajak Haisha mendengar nama anaknya dipanggil.