Satu kata, SIAP.
Haisha sudah dengan seragam kebanggaannya sebagai ibu dan istri, tas slempang berisi alat tempur Aksara yang sudah tampil tampan menunggu jemputan ayahnya.
Bocah donat itu bahkan sudah menendangkan kakinya ke udara, menjerit keras tak sabar menunggu ayahnya pulang.
Suara deruh mobil mengagetkan yang menunggu, Haisha berjalan lebar ke luar, mengulaskan sebuah senyuman yang tak kalah lebar dengan langkah kakinya.
Bahkan, Haisha di sana melambaikan tangan menyapa sang suami.
"Sayang," seru Haisha.
Fahri balas lambaian tangan itu dengan senyuman yang sama lebarnya, tapi ada batin yang takut di dalam sana.
"Mana dedek, sayang?" tanya Fahri menyembulkan kepalanya sedikit, ia lantas berlari turun menghampiri bayi donat yang ikut menjerit dari dalam sana.
"Ayah, sapa Ayah, Dek!" Haisha angkat Aksara dalam gendongannya, bocah itu tersenyum dan menarik rambut Fahri sedikit untuk sekedar menyapa.