Kinan genggam tangan suaminya itu, perjalanan pulang dari rumah mertuanya itu ternyata tidak seseram seperti yang selama ini Kinan dengar dari teman kerjanya.
Mereka bahkan ada yang tidak mau kembali ke rumah mertua, selalu beralasan kalau ada acara ke rumah itu.
Ah, mungkin tidak semua wanita beruntunf seperti dirinya yang mendapatkan mertua yang pengertian dan terbuka, mau berbicara apa saja selalu bisa diterima, belum lagi kalau menurut mereka belum tepat, tidak ada yang disalahkan, justru mereka memberi penuturan yang bijak dan lembut, mudah Kinan mengerti.
Hal yang harua Kinan syukuri saat ini dan selamanya, dia pun tidak boleh terlena, lalu bersikap semaunya, setiap orang punya batasannya masing-masing.
"Kenapa kok senyum terus?" tanya Gilang penasaran, ia sengaja memutar kemudi sedikit jauh dari area rumah karena ingin mengajak istrinya jalan-jalan malam.
