Pagi ini lebih berwarna dari pagi sebelumnya disaat Kinan demam, Gilang membuka mata dengan tangan melebar ringan, ia tersenyum mendapati istrinya sudah terduduk rapi dengan rambut terikat bun.
"Udah mandi?" tanya Gilang.
Kinan mengangguk, rambut basah menjuntai ke depan itu buktinya.
"Sakit nggak?" tanya Gilang sekali lagi, ia ingin memastikan kondisi istrinya pagi ini setelah dua kali mereka menyatu malam tadi.
Kinan bergeleng malu, bisa-bisanya semalam ikut hanyut kembali bersama sang suami yang terbangun, meraba dan entah seperti apa hingga pagi ini dia siap untuk bekerja, lebih tepatnya mengurus surat pengunduran dirinya sesuai dengan apa yang Gilang mau.
Dia sudah menjadi seorang istri, apa yang terjadi padanya harus sesuai dengan apa yang Gilang izinkan, tidak bisa hanya dengan memutuskan sendiri maunya apa.
"Mas nanti nggak malu apa dilihat karyawan lain?" tanya Kinan mengingat dirinya cuti lama.