Kinan sontak membekap mulutnya sendiri, merapikan duduknya dan menatap depan penuh rasa takut.
Baru saja mulut itu menyebutkan nama pria lain yang sudah menjadi pengingat dari ibunya agar tidak menyebutkan nama pria lain ketika bersama Gilang.
Bukan apa-apa, waktu itu Bani hanya ingin Kinan bisa menjaga hati dan perasaan Gilang saja tanpa tahu lebih detail hati Gilang seperti apa, baginya sudah tidak pantas menyebut atau membandingkan calon suami dengan pria lain.
Kinan kelepasan kali ini, hampir beberapa menit Gilang tak kunjung menjalankan mobilnya, pria itu terus melotot ke arahnya dan ingin berkata sesuatu, tapi tertahan sampai suara tlakson mobil di belakang membuat Gilang harus kembali fokus pada kemudi.
"Maaf," ucap Kinan lirih, ia memilin jemari yang ada di pangkuannya, melirik Gilang sedikit seraya mencuri pandang.
"Ck," hanya decakan saja yang ia dapatkan dari pria di sampingnya itu.