Fahri melangkah mundur setelah melihat dan mendengar obrolan Haisha bersama ibu mertuanya.
Selama ini istrinya itu selalu membagi uang dengan sangat rapi, baik itu untuk kebutuhan rumah, juga ia bagi pada orang tua.
Fahri memang tidak pernah membatasi, dia pun tidak pernah melarang Haisha menggunakan uang itu untuk apa saja, entah untuk ia jajan kuliah, jajan bersama maid atau diberikan ke Wati, Fahri tidak melarang dan tidak membatasi.
Dalam hati ia bersyukur Haisha membaginya dengan baik, ada hal baik yang istrinya itu hantarkan di mana sebagian rezekinya masuk ke dalam dompet kebutuhan sang ibu mertua.
Haisha tidak membuat ibunya sendiri menjadi rendah di sini meskipun tidak bekerja dan tinggal di rumah Meri, Haisha berikan pegangan pribadi agar ibunya itu bisa membeli apa yang dibutuhkan tanpa berpangku tangan.