"Mas, Ica bisa kok jalan ke kamar mandi aja," ujar Haisha, ia tidak tega setiap kali turun ranjang, selalu berada di gendongan suaminya.
"Kamu jangan gitu, selagi aku di rumah, bakal aku bantu, Ca."
Baiklah, Haisha tidak melawan karena memang lebih baiknya seperti itu, tapi kasihan juga bila melihat suaminya berulang kali harus mengangkat beban seberat dirinya.
Haisha lingkarkan kedua tangannya di leher Fahri, tetap saja masih ada rasa mual yang hebat di pagi hari saat mata itu terbuka dan Haisha beringsut duduk.
Walau sudah melakukannya secara perlahan, tetap sama di mana gejolak mual di perutnya terus terasa kian hebat.
"Minum air hangat ya," ujar Fahri.
"Kasih madu boleh nggak, Mas?"
"Boleh, sayang," balas Fahri seraya mengindahkan permintaan istrinya itu.