"Ica hamil?" sekali lagi Fahri memastikan ucapan dokter atas hasil pemeriksaan Haisha itu.
Dokter itu mengiyakan untuk kesekian kalinya juga, beruntung pasien di igd ini sepi, kalau ramai dipastikan ia mendapat protes dari banyak keluarga pasien.
"Ini rujukan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan, Pak. Anda bisa mengantarnya bila ke rumah sakit ini pukul sepuluh pagi," tutur dokter itu. "Silakan mengambil nomor antrian terlebih dahulu," imbuhnya.
"Baiklah, apa tidak ada obat untuk muntahnya?" tanya Fahri gemetaran.
"Ada resep yang nanti diberikan oleh dokter tersebut pada istri Anda, untuk sementara memang seperti itulah proses yang harus istri Anda lewati di kehamilan awal ini, Pak."
Fahri berjalan dengan langkah yang dirasa setengah berpijak pada bumi, ia seperti tidak menapak saja, bahkan sampai di depan ranjang berjajar di mana Haisha berada, matanya memandang seolah tidak percaya.