Haisha rasakan pening saat pertama kali membuka matanya, tangan yang biasa bisa menggapai ponsel untuk mematikan alarm pun mendadak ikut bingung hingga terus saja berbunyi sampai Fahri meraihnya.
"Kamu kenapa?" tanya Fahri, ia lihat wajah Haisha pucat dan bibirnya kering.
Ia coba memeriksa suhu tubuh istrinya itu, sedikit demam yang Fahri dapat.
"Aku mau ke kamar mandi, Mas." Haisha berusaha duduk, tapi baru saja bergerak, semburan muntahnya sudah berceceran tidak tertahankan.
Walau hanya air, tapi cukup mengerikan, pasalnya ia tidak pernah muntah di pagi hari hingga mulutnya terasa sangat pahit seperti ini.
"Maaf, Mas."
"Nggak apa, ini selimut tipis bekas semalem juga, aku bantuin, bentar ya ...." Fahri bergegas mengambil selimut basah yang terkena muntahan Haisha, ia siram sebentar sebelum menaruhnya di kotak pakaian kotor.