Kepindahan Wati sudah dipastikan terjadi, barang-barang wanit itu sudah dikemasi dan Meri pun sudah menyiapkan tempat untuk Wati tinggal nanti.
Semua sudah tertata, bahkan sama seperti Haisha dulu ketika hendak menjadi istri Fahri.
Meri mengisi ruangan itu penuh dan lengkap, baju-baju juga perlengkapan wanita khusus Wati sudah tersedia di sana dalam waktu dua hari.
"Mama nggak sabar punya temen di rumah, Pa." Meri mengusap dadanya berulang kali, ia benar-benar senang dengan kehadiran Wati setelah sekian lama.
Jujur saja, mereka adalah dua orang wanita yang sangat cocok, maka dari itu dulu Meri sampai memberikan apa saja pada Wati karena merasa menemukan orang baik dan cocok dengan dirinya.
"Hemm, kira-kira kalau Papa dinas, masih ditemenin nggak ini?" pancing Hendra berlaga cemburu.
"Ih, kalau itu ya jelas masih, nanti bingung nggak ada yang nyiapin bantal waktu tidur!" balas Meri sembari mencubit lengan suaminya.