Uuh,
Haisha pejamkan matanya dengan bibir bawah yang tergigit sempurna, ini balasan karena telah meninggalkan Fahri tidur siang tadi.
Sore ini, bukan senja yang Haisha lihat atau sinetron yang bisa membuat mulutnya tergelak juga memprotes kesal.
Fahri menguncinya di kamar begitu ada kesempatan, pria itu bertelanjang dada, menghimpit tubuh Haisha dan mengecupi setiap jengkal kulit yang terbuka.
Sesapan kecil yang Fahri buat tidak mampu Haisha tahan hingga desahan dan erangan mulai terdengar lirih di telinganya.
Haisha akui tangan dan bibir Fahri begitu ahli dalam menyentuh titik-titik di tubuhnya, perlahan kaos itu terlepas hingga menyisakan pembungkus berenda merah yang menyala di mata Fahri.
Fahri putar Haisha membelakanginya, menghimpit tubuh itu lagi seraya menunjukkan hasrat besarnya yang tengah mengeras di bawah sana.