Aman, ibunya masih terlelap dan tidak ada perawat yang datang sebelum Haisha kembali.
Ia tinggal menunggu kabar dari Fahri yang tengah dalam perjalanan pulang.
Pria-nya itu sudah berwajah senang tadi, memutar kemudi menjauh dari area rumah sakit sembari tersenyum manis ke arah Haisha.
"Ya, sayang?" Haisha apit ponselnya, berbicara lirih sembari merebahkan diri di ranjang penunggu, setelah membersihkan diri sejenak.
"Tumben panggil aku gitu?" curiga, cemburu, tidak terima menjadi satu.
"Maunya dipanggil apa?"
"Mas aja, kamu biasa manggil aku gitu, aku yang manggil kamu pake gitu aja, sayang!"
"Kenapa?"
"Heeemmm, kaaan, bikin pengen gigit!"
Haisha tergelak lirih mendengarnya, menggoda Fahri bukanlah hal sulit yang harus Haisha hadapi karena sekali mulutnya menggoda yang berhubungan dengan suara lembut, bisa memancing Fahri tidak sabar membawanya ke pangkuan kembali.
"Mas mandi sana, bau!" ledek Haisha, ia tahu bunyi khas dari pintu kamarnya.