"Ca," sekali lagi memanggil dengan kode khusus di mana serangan ranjang akan menjadi hukuman bila Haisha tidak menjawab ataupun menjawabnya.
Haisha berjalan lebih dulu ke mobil mengingat kondisinya sudah membaik, Fahri tahu akan hal itu, malam nanti dan berikutnya adalah jatah terbesarnya untuk membuat Haisha hamil.
Fahri kejar, meraih tangan itu, gelak tawa mereka memang membuat orang lain yang melihat cemburu, tapi ada sudut hati yang tidak terima akan perlakuan dan keputusan Fahri.
Tidak lain Klareta sendiri, gadis itu menguatkan kedua kakinya untuk mengejar langkah sepasang suami-istri itu, hanya saja nasib lagi-lagi tidak memihak kepadanya di mana matanya justru melihat kemesrahan Fahri dan Haisha.
Wajah bahagia Fahri yang dulu sempat menjadi miliknya, kini menjadi milik Haisha seutuhnya. Fahri menarik berulang kali tubuh kecil itu ke dalam pelukan sama seperti dulu, Klareta bahkan masih ingat aroma tubuh Fahri yang selalu menempel di kemeja kerjanya.