Fahri kecupi setiap jengkal wajah Haisha yang basah dengan bibir lembut dan hangatnya.
Gadis itu masih berada di atas pangkuan Fahri bersama sisa isak tangis yang sejak tiga hari ingin ia luapkan pada sang suami.
Perlahan Fahri hapus sisa air mata yang masih tercetak dan yang menetes di sana, sebagian Fahri hapus dengan bibirnya, meneguk air mata Haisha yang mungkin tidak bisa ia tebus dengan apapun, sekali pun itu uang sebanyak perusahaan yang ia pimpin.
Hanya kata maaf yang terus terucap di sana beserta luapan sesal dan pengakuan jujur Fahri akan malam itu di mana bibirnya sempat dinikmati oleh Klareta, begitu juga Haisha yang menjelaskan ulang seperti apa yang Meri sudah katakan pada Fahri tentang pil penunda kehamilan itu.
Alasan kenapa ia sampai mengonsumsi pil itu dan kondisi hatinya saat ini pada Fahri yang terus saja melambungkan cinta.
"Ica nggak apa kalau Mas milih cewek lain-"