Kantor bukan lagi tujuan, begitu juga dengan tempat perkuliahan.
Baik Haisha maupun Fahri sama-sama berdiam diri sembari merenung kesalahan yang telah mereka buat.
Haisha yang terlalu berani mengambil keputusan menikah tanpa cinta, sedang Fahri berani memulai pernikahan hanya karena sebuah dendam.
Kedua hal yang senada, tapi sangat kontras di dalamnya.
Lelah, itu yang mulai Haisha rasakan, ia seolah tidak menjadi dirinya sendiri beberapa waktu terakhir ia terlalu memikirkan Fahri yang baru saja memikirkannya, itu pun hanya mungkin.
Orang berangapan cinta pertama itu adalah hal yang indah dan membuatmu terkesan karena terlalu indahnya.
Tapi, apa yang Haisha rasakan bertolak belakang dari semua itu, ia jatuh cinta pada seorang Fahri di pembukaan bait pertama dalam hatinya, dan ia terluka karena itu.