Hair dryer sangat berfungsi untuk saat-saat seperti ini, bila di rumah mereka sendiri, tentu Haisha tidak peduli ke luar kamar dengan rambut basah.
Tapi, tidak untuk sekarang di mana dirinya masih menginap di rumah mertua yang pasti ingin sarapan bersama.
Rambut basah akan menjadi hal yang heboh di rumah ini, tidak peduli dengan gumaman Fahri yang masih ingin memeluknya di ranjang, Haisha sibuk mengeringkan rambut di sudut kamar itu.
"Ngapain coba malu rambutnya gitu, mereka juga bakal tahu kalau kita tidur bareng," celoteh Fahri.
Haisha ikat rambutnya yang sudah kering, lantas menoleh pada Fahri, "Ica nggak malu, cuman nggak enak sama Ibu," ujarnya.
"Sama aja itu, lo malukan ngelakuin itu bareng gue?"
"Mas apaan coba, bikin Ica makin sebel sama kamu!"
Haisha hentakkan kedua kakinya, yang semula ingin merapikan sebagian sprei bekas ia tidur semalam, menjadi malas dan memilih ke luar.
"Lo berani ke luar, gue cium lo di depan Mama!" ancam Fahri.