"Apa Ica jujur aja ya, Bu?" Haisha masih memikirkan hal itu, sampai malam tiba dan matanya belum juga mau diajak tidur.
Tampaknya mata itu menunggu panggilan dari seorang pria di tempat yang jauh di sana, Haisha tahu Fahri belum kembali mengingat hari ini jadwal pekerjaan pria itu terpaksa mundur karena mereka bergulung di ranjang kembali.
"Ibu rasa nanti dulu, kita pastiin gimana Fahri, bisa jadi dia seperti itu karena selama ini tertahan, tapi bisa juga karena memang dia suka sama kamu, harapan kita yang kedua sih, Ca. Gini aja deh, nanti kalau dia udah pulang, kita ajak omong bareng ya," jawab Meri seraya mencetuskan usulan.
Haisha mengangguk, ia tidak tahu harus bagaimana, bukan berarti tidak suka dengan suaminya dan permintaan hak itu, dia seperti ini hanya untuk melindungi diri dari perpisahan yang selalu Fahri tawarkan.