Aarav telah berkumpul di markas besarnya beserta dengan seluruh anggota yang ada. Mereka sama sama berdiskusi untuk menemukan bagaimana caranya mereka bisa menemukan Vino Dirga Alaska.
Semua orang kini telah menunggu empat orang yang tengah sibuk di depan laptopnya. Mereka sibuk mencari informasi yang berkaitan dengan sang pemuda. Vino telah menghilang dari pencarian. Tak ada sedikit pun kabar sejak mereka menerobos masuk ke rumah besar miliknya.
Sekarang mereka hanya bisa mengandalkan empat orang anggotanya. Tak ada satu pun informan atau semacamnya. Bahkan seorang wanita tua yang sempat menolong mereka telah meninggal dunia. Dan satu hal yang mereka yakini, ia sengaja dibunuh agar tak ada satu pun orang yang membongkar keberadaannya.
"Gimana pun juga kita harus nemuin dia," ucap Aarav dengan membara. Napasnya memburu seolah tengah merasa geram dengan satu hal yang sama.