"Jadi apa yang kamu inginkan sebagai buktinya sekarang?" tanya sang guru kepada Mikael dengan menyungging senyum sumringahnya.
"Ehm," dehem Mikael seolah tengah berpikir di sana. Matanya pun mengedar seolah-olah tengah mencari objek sebagai bahan pembuktiannya agar tak kentara.
Tak berapa lama kemudian, mata Mikael mulai memincing saat maniknya menemukan seseorang tengah berlari di lapangan basket sana. Seorang siswa yang telah bercucuran keringat itu tak lain adalah Genta.
Senyum penuh kepalsuan seketika timbul di bibir Mikael. Arah pandang lelaki itu kini teralihkan menatap sang guru yang tengah memandang dengan penuh kesombongan.
"Ibu bisa nggak, suruh Pak Narto buat berhenti ngehukum murid yang ada di lapangan sana?" tanya Mikael sambil memandang dengan sedikit tak percaya. Sorot matanya terlihat sedikit menelisik seolah masih tak bisa percaya.