"Kenapa? Mau gue suapin?" tanya Mikael sambil menaik turunkan alisnya. Tatapannya pun terlihat begitu nakal saat memandang ke arah Aleena.
Dengan susah payah gadis itu berusaha menelan saliva. Sungguh demi apa pun, ia dibuat begitu terpesona dengan lelaki beringas di hadapannya.
Namun tetap saja, segala pesona yang ia punya masih tak mampu untuk mengalahkan kharisma Vino di mata seorang Aleena. Hanya Vino yang ada di dalam hatinya. Seberapa keras pun Mikael mencoba mendekat dengan cara ter brengsek yang ia punya, Aleena akan tetap pada pilihannya.
Senyum palsu mulai terbit di bibir Aleena. Bibirnya kini melengkung namun tak sampai ke mata.
"Nggak usah, makasih!" jawab Aleena dengan nada dinginnya. Senyum yang sebelumnya tengah ia sungging secara tiba-tiba menghilang begitu saja.
Tanpa banyak bicara, Aleena langsung memakan bubur yang telah Mikael siapkan. Susu hangat itu pun juga telah ia tengguk sebagian.