"Maafin orang tua kamu yang egois ini ya, Sayang!" pinta Varah sembari tertunduk dalam. Tatapannya pun terlihat begitu penuh dengan penyesalan.
Orang tua yang egois, mungkin itulah julukan yang pantas ia dapatkan. Hal yang jelas-jelas tak mungkin bisa terjadi terus mereka paksakan.
Dengan dalih perjodohan untuk kebahagiaan, diam-diam mereka membuat kesepakatan untuk menaikkan harga saham. Dua keluarga yang sama-sama menunjukkan senyum lebar, dengan penuh kesadaran mendorong putra-putrinya untuk hidup berdampingan.
Pemaksaan. Itulah inti dari semua permasalahan. Jika saja dua keluarga sama-sama membuka lebar jalan pikiran, mungkin ini tak akan pernah terjadi pada dua remaja dengan nasib yang begitu menyedihkan.
Aleena hanya bisa diam. Tak ada sedikit pun sahutan yang mampu ia lontarkan.