Kanaya duduk di ranjang dengan keadaan kesal. Sullivan selalu membuatnya pusing dan tidak terduga. Di depannya pria itu dengan santai menatap layar ponselnya.
Pasti dia sedang chatting dengan banyak wanita, pikir Kanaya. Sudah jadi kebiasaan Sullivan berkenalan dengan banyak orang. Sepanjang bersamanya Kanaya tahu, teman Sullivan sangat banyak. Baik dari dunia maya ataupun dunia nyata.
Sebelum menikah dengannya, Sullivan sudah memberitahu jika temannya banyak. Dari mulai psk, anak jalanan, haji, sampai orang berkelas. Sullivan meminta padanya untuk tidak cemburu. Tapi sebagai wanita normal, Kanaya tidak bisa membuang rasa itu dari hatinya.
"Sullivan!" panggil Kanaya.
"Hmm," sahut Sullivan, tanpa menoleh.
"Aku nggak suka, kamu baik sama si Shireen lagi. Ingat, dia itu pembunuh!" Kanaya melipat tangan ke depan.
Mendengar perkataan istrinya, Sullivan menilik sekilas lalu menyimpan ponsel di sakunya. Matanya menatap tajam pada Kanaya yang juga sedang melihatnya.