Di kantor Sullivan dan Kendra bertemu, Kendra menceritakan foto Shireen yang ditemukan oleh Alea di gudang. Sullivan menghela napasnya dalam-dalam, sesak memenuhi rongga dada. Tiba-tiba sisi hangat perasaannya berjalan.
"Apa selamanya gua akan lari ya, Ken," kata Sullivan.
"Lari dari apa, Pak?" Kendra balik bertanya.
"Kenyataan kalau gua benci dan sayang sama si Shireen," jawab Sullivan.
"Aduh, kalau soal itu saya no komen. Pak Sulli sendiri yang merasakan."
"Menurut lo sendiri, gimana sikap gua ke dia."
"Kalau secara sikap, jelas Pak Sulli menunjukkan sayang sekali sama Mbak Shireen. Saya tahu kok, Pak Sulli sering melihat kedai itu." Kendra menunjuk kedai lesehan yang terlihat dari jendela kantor.
"Gua nggak tahu, Ken, tapi luka kehilangan anak gua satu-satunya. Masih cukup melekat dalam hati." Sullivan mengangkat wajah, menahan air mata yang akan jatuh.
"Tapi, saya analisa ini bukan salah Mbak Shireen. Dia hanya korban konspirasi, Pak."
