Chereads / Blue Valentine / Chapter 18 - My Blue Valentine

Chapter 18 - My Blue Valentine

My Blue Valentine

Mia terbangun dengan mata mengantuk. Tubuhnya terasa segar. Dia mendengar suara bercakap-cakap dari luar. Dengan cepat dia membereskan tempat tidur dan menuju wastafel kecil di ujung ruangan. Dia mencuci muka dan sikat gigi. Begitu selesai menyisir rambut dan merapikan diri, Mia melangkah keluar.

Seorang pria berambut cokelat dan juga tampak gagah dengan baju mirip pahlawan di cerita fantasi lainnya duduk bersama Clod.

"Selamat pagi," sapa Mia dengan segan melangkah mendekat. Sontak kedua pria menoleh. Raut ramah terpancar dari pria asing berambut cokelat tersebut.

"Pagi, inikah gadis manusia itu, Clod?" ucapnya sambil mengulurkan tangan. Mia mengajukan tangan kanan dan pria itu mencium punggung tangannya dengan anggun dan sopan. Mia tersenyum kikuk dan menarik tangannya dengan cepat.

"Arlow, jangan membuatnya bingung dengan sikapmu," cetus Clod dan menarik kursi untuk Mia. Gadis itu bergabung dan melihat sarapan yang terhidang sangat menggugah selera. Perutnya berbunyi tanpa bisa ia sembunyikan.

"Maaf ...," ucap Mia malu setengah mati. Arlow dan Clod tertawa.

"Makanlah, kami sudah dari tadi mulai sarapan," balas Clod. Mia mencomot daging tipis asap dan potongan roti beroleskan krim bawang yang sangat menggoda. Tidak menunggu lagi, Mia menyantap dengan lahap.

"Kita tidak bisa kembali hari ini, Mia. Aku harus meminta maaf secara resmi pada keluarga raja secepatnya dan menegaskan bahwa pertunangan kami batal," ungkap Clod dengan pelan. Mia meminum teh hangat yang baru saja terhidang oleh asistan rumah tangga Clod yang baru Mia lihat hari ini. Asistan itu adalah seorang peri yang bertubuh mungil dan hanya setinggi pinggang Mia.

"Ya udah, nggak apa-apa. Aku tunggu sampe urusan kamu selesai," jawab Mia dengan penuh pengertian. Clod memastikan Mia mengerti dengan baik. Gadis itu terlihat tidak ada beban sedikit pun. Semua yang ada dalam diri Mia tidak tersembunyi sedikit pun.

"Arlow akan menemani kamu hari ini, sementara aku berada di istana," terang Clod kemudian. Mia mengangguk dan menoleh pada Arlow.

"Apakah kamu adalah pahlawan istana juga?" tanya Mia. Arlow terkekeh.

"Bisa dibilang begitu, tapi tidak sehebat Clod," jawab Arlow.

"Wah, pasti kalian selalu berada di barisan depan saat berperang," tanggap Mia takjub.

"Yah, seperti itu," jawab Arlow. Mia kemudian mendengarkan Arlow yang bersemangat menceritakan beberapa pengalamannya.

"Aku jalan dulu," seru Clod saat asistan rumah tangga menberitahu jika kereta kuda sudah siap. Arlow berhenti bertutur dan Mia menatap Clod dengan mata cemas. Mendadak hatinya gelisah.

"Kira-kira semua akan baik-baik saja nggak?" tanya Mia gugup. Clod mendekatinya dan mengelus pipi Mia.

"Semua akan baik-baik saja," bisik Clod.

"Jika raja marah, apakah itu berarti serangan ke negeri kami?" tanya Mia makin terlihat kalut. Clod dan Arlow mendadak terbahak geli.

"Tidak seperti itu, Monsmia!" tukas Clod masih terkekeh geli. Mia mengangguk dan menelan ludahnya dengan pikiran tidak menentu. Clod mendekat dan memeluk Mia yang butuh ditenangkan. Arlow berdehem dan Clod tersadar.

"Jaga dia Arlow," pamit Clod mengurai pelukannya dan bergegas pergi.

"Aku selalu melihatnya dalam mimpiku dengan sosok yang tidak jelas ... kini aku baru menyadari itu," gumam Mia tertegun.

"Kamu sudah melihatnya dulu? Dalam mimpimu?" tanya Arlow heran. Mia menoleh dan mengangguk.

"Apakah itu aneh?"

"Hhmmm, tidak tahu. Tapi menjadi aneh karena Clod juga memimpikan dirimu sudah sejak lama," ungkap Arlow. Wajahnya menatap Mia dengan seksama.

"My Blue Valentine ...," desis Mia begitu mendengar cerita tersebut. Arlow kini yakin atas semua jawaban mimpi aneh Clod beberapa tahun terakhir. Bahwa takdir yang rumit dan aneh menyatukan sahabatnya dengan ras manusia yang berada jauh dari jangkauan mereka selama ini.

"Apakah kamu mau berkeliling melihat kota kami?" tawar Arlow kemudian. Mia seketika mengangguk ceria dan bangkit buru-buru. Keduanya bergegas pergi.

▪︎▪︎▪︎

"Raja menerima semua permintaan maaf darimu, Clod. Kami yang bersalah. Mengambil keputusan gegabah tanpa memikirkan kelanjutan dari konsekuensinya. Bahkan tidak bertanya apakah kamu setuju atau tidak," jawab ratu Aloxia dengan bijak. Ratu Elf barat adalah ratu yang terkenal dengan kebijakannya. Kearifan dan keibuannya membawa dunia elf barat merengkuh kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.

"Terima kasih Ratu. Bagaimana dengan Leina?" balas Clod terlihat khawatir.

"Dia akan sedikit kecewa. Tapi kamu tahu Leina kan? Akan terlupakan jika dia sudah menemukan yang baru," hibur ibu Leina dengan mengedipkan mata sebelah. Clod tersenyum dan menuangkan wine pada dua gelas dan mengulurkan satunya lagi pada Ratu Aloxia.

"Aku selalu merasakan kasih sayangmu sejak dulu," ucap Clod dengan haru. Ratu Aloxia terlihat sekilas terharu.

"Betrida adalah kakak kandungku, satu-satunya. Putranya berarti putraku juga," jawab Aloxia yang ternyata kakak kandung ibu Clod, Betrida.

"Pertunangan ini terasa aneh buatku karena Leina sudah kuanggap sebagai adik," balas Clod sendu. Ratu Aloxia membenarkan dengan raut yang sama.

"Apakah ini berarti kamu akan memilih untuk hidup bersamanya?" tanya Ratu Aloxia kemudian. Clod menimbang sejenak.

"Mungkin. Aku belum memutuskan apakah dia sudah siap menjadi pendampingku nanti. Gadis itu masih terlalu muda," jawab Clod.

"Waktu kalian masih banyak. Berarti kamu memutuskan untuk menjadi mortal?" lanjut Ratu Aloxia. Clod menarik napas panjang.

"Sepertinya ...."

"Pikirkan sebaik-baiknya, Clod. Hidup di dunia manusia dalam waktu lama terkadang butuh persiapan yang kuat," nasehat Ratu yang juga bibinya tersebut.

"Semoga aku bisa."

"Kamu pasti bisa. Jangan lupa untuk menengok kami sesekali," ingat Ratu Aloxia. Matanya yang biru bersinar indah. Clod memeluk ratunya dengan erat.

"Buatlah keluarga Dionze bangga," bisik bibinya sebelum Clod pergi.

Clod hanya tinggal memiliki Ratu Aloxia sebagai kerabat terdekatnya. Raja sangat menghormati ratunya karena selain bijak, Aloxia Dionze juga jauh lebih perkasa dan kuat. Sebagai wanita keturunan dari keluarga Dionze, keluarga pahlawan terkuat di negeri elf.