"Monsmiaaaa!!!!"
"Yaaaa!"
"Kenapa ada biji aneh di makanan kita?"
"Astaga Clod itu bukan biji aneh! Itu nasi jagung!"
"Rasanya aneh," keluh Clod. Mia muncul dengan wajah kesal.
"Kamu mau makan apa sih? Aku pesan itu khusus buat kita," tukas Mia.
"Ini apa?"
"Ikan asin."
"Astaga baunya busuk dan rasanya seperti garam semua."
Clod terus mengomel dan mengeluh.
"Kamu pesan pizza aja deh."
"Ide bagus, Monsmia!"
▪︎▪︎▪︎
"Clooood!"
"Ya, Bim!"
"Papa! Panggil aku papa!"
"Perlukah?" wajah Clod tampak kesal dan penuh dengan keberatan. Bima makin membesarkan bola matanya.
"Ok-ok!" ucap Clod mengalah.
"Betulin atap yang di lantai atas ya?" pinta Bima.
"Hanya itu?" tanya Clod.
"Ya, hanya itu."
Dua jam kemudian.
"Cloooood!!!"
"Astaga! Rumah kita hanya bersebelahan! Bisakah tidak berteriak?" jawab Clod kesal.
"Itulah atap hasil karyamu?" tanya Bima tampak tidak suka.
"Iya! Bagaimana? Bagus dan sangat alami bukan?" tanya Clod bangga. Widya dan Mia juga Tika masih tercengang menatap atap yang kini berganti dengan rambatan tanaman dan tumpukan alang-alang. Terlihat eksotis, namun sisi itu tampak aneh dibandingkan keseluruhan bangunan.
"Kembalikan atap aslinya, Clod!" perintah Bima dan memijit kepalanya.
"Kupikir ini sempurna!" tangkis Clod. Pendapatnya tidak sesuai dengan manusia yang menatapnya dengan pandangan aneh.
"Clod, kembalikan please," pinta Mia. Dengan setengah menggerutu, Clod mengayunkan tangan dan atap tersebut dengan secepat kilat berganti.
▪︎▪︎▪︎
"Kenapa cemberut," tanya Mia pada Clod.
"Semua di dunia ini terasa aneh buatku," keluh Clod. Mia memeluk Clod dan menyentil hidung tingginya.
"Bulan depan aku di wisuda. Maukah kamu pindah ke negeri ajaibmu?" tanya Mia. Clod membuka mulut dan terlihat tidak percaya.
"Kamu sungguh-sungguh?"
Mia mengangguk.
"Kamu istri terbaik!!!" pekik Clod tanpa sadar berteriak.
"Bisakah kalian tidak berteriak? Ini sudah malam!" seru Bima dari luar. Clod menepuk dahinya. Mia terkekeh.
Life itself is extraordinary experience!