Semenjak itulah, Hayati dan Akbar memilih jalan mereka masing-masing. Tidak ada lagi kabar satu sama lainnya. Mereka lebih memilih untuk menjalani aktivitas mereka masing-masing. Sebentar ada rasa rindu untuk saling bertegur sapa meskipun hanya dengan ikatan sebagai seorang sahabat. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin bisa mereka lakukan. Sebab mereka berdua telah menentukan jalan hidup mereka masing-masing. Hayati yang juga tidak ingin berlarut-larut dalam kegalauannya. Dia memilih untuk melakukan aktifitas yang lebih bermanfaat.
"Hayati, kenapa kamu kabur saat acara pertunanganmu itu? Bukankah hal itu yang sedang kamu tunggu tunggu?" tanya Sofia.
"Memang aku menunggu, akan tetapi aku ingin pertunangan itu murni karena memang keinginan aku dan Akbar. Bukan karena terpaksa," jawab Hayati.
"Kalau menunggu kamu dan Akbar punya keinginan, sampai kapan? Bukankah kamu dan Akbar sama-sama gengsi?" tanya Marwah.