" Aku adalah kakak dari Kashiwagi Rena. "
Kata - kata itu masih terngiang di telinga ku, entah kenapa kemarin malam sepertinya aku terjebak dalam masalah yang harus aku selesaikan lagi.
Dan mungkin ini adalah masalah terbesar yang pernah aku tangani selama ini.
Kenapa ini selalu terjadi kepadaku? Aku bukanlah seorang tokoh utama, aku hanya Tokoh sampingan di dunia ini hanya itulah yang bisa ku yakini saat ini.
Tapi yang menjadi masalah nya adalah kenapa masalah itu seringkali datang kepada ku satu persatu? Aku tidak habis pikir dengan kehidupan ku saat ini.
Kemarin malam rahasia di balik sang Artis Kashiwagi Rena telah terungkap, aku pun tidak percaya bahwa Kashiwagi Rena mempunyai seorang kakak yang bernama Rina, dan apalagi Rina adalah seseorang yang datang kepada ku di malam hari itu.
Masalah intrinsik para public figure sangatlah merepotkan, aku tidak ingin terlibat dalam masalah perempuan yang satu ini.
Selama beberapa bulan terakhir ini, mereka berdua selalu bergantian untuk melakukan pekerjaan seorang idol, dan sampai saat ini mereka terus melakukan nya.
Sayangnya aku tidak diberitahu kenapa dia mau melakukan hal itu sampai sejauh ini, yang bisa aku percayai bahwa dia melakukan ini karena dia adalah seorang kakak yang ingin membantu adik satu - satunya.
Dan menurutku itu sangatlah mengagumkan, dia berani mengambil resiko agar bisa melindungi adik satu-satunya itu, aku merasa bahwa kerja keras ku sia - sia untuk melindungi Shiori, karena aku belum pernah seserius Kashiwagi Rina.
Aku pun menghela napas sembari melihat langit pada siang hari.
Saat ini Kuruna tidak ada disini.
Aku dengar Kuruna saat ini tengah berada di rumah neneknya, Karena neneknya saat ini sedang sakit jadi otomatis dia dan keluarganya menjenguk dan merawat nya.
Mau bagaimana lagi, kalau ada kerabat maupun keluarganya yang sedang membutuhkan pertolongan maka aku tidak boleh memaksakan untuk tinggal.
Sifat ku lama kelamaan mengalami perubahan drastis, aku tidak bisa menolak sifat yang telah diperjuangkan oleh Kuruna ini, karena bagiku ini semua adalah hadiah yang diberikan nya kepadaku setelah kita bertemu pada saat musim semi itu.
Sejujurnya aku tidak suka dengan hal beginian, tapi takdir berbicara lain, aku dipertemukan olehnya dan dirubah olehnya menjadi seperti ini.
Jika memang seperti ini takdirku aku akan menerima nya, tapi tujuan hidup ku tetap akan selalu ada, yaitu menjadi seorang tokoh sampingan.
Aku tidak ingin terlibat dalam masalah lagi, aku ingin masalah Kuruna adalah yang terakhir kali aku hadapi dan terlibat didalamnya.
Tapi..
" Oh... jadi senpai ada disini. "
Suara yang tidak asing lagi bagiku, dia adalah Kashiwagi Rina tapi sekarang dia saat ini sedang berperan menjadi seorang pelayan dari Kashiwagi Rena yaitu Yohiko Rina.
" Kenapa kau ada disini Kashiwagi.. "
" Sstt, jika ada yang mendengarnya bagaimana!?. "
Dia sungguh bodoh ya.. aku tidak perlu mengatakan ini kepadanya karena jelas sekali dia adik kelas yang mudah diperdaya.
Meskipun dia memiliki kepahaman yang lumayan bagus namun jika itu tidak dimanfaatkan dengan baik maka itu sia - sia.
" Biar aku katakan kepada mu Kashiwagi Rina, pertama disini jarang terdapat siswa yang berlalu lalang karena ini adalah taman belakang sekolah yang tak pernah dirawat, dan yang kedua adalah kau bisa membuat orang-orang yang ada dikelas ku salah paham, mereka mungkin akan berpikir bahwa aku telah selingkuh dan ujung - ujung nya aku diputuskan oleh Kuruna, apa kau mau bertanggung jawab untuk soal yang itu?. "
" Aku sudah tahu itu, kalau kau adalah kekasih nya Kuruna - senpai, tapi kenapa dia tidak ada disini? Bukankah tugas seorang kekasih itu selalu berada di dekatmu?. "
" Aku mau ke kelas. "
" Tunggu Arata-senpai!. "
Dia menahan ku dengan menahan kedua tangan ku agar tidak beranjak dari tempat dudukku saat ini. Dan juga kenapa harus kedua tangan ku? Satu saja sudah cukup kan?.
Aku salah karena sudah menanggapi perempuan ini, seharusnya rasa penasaran ku itu bisa kutekan tapi nampaknya aku gagal dan saat ini aku sudah terjerat di dalam lingkaran kehidupannya.
" Aku tidak ingin menghabiskan waktu luang ku dengan hanya berbicara dengan mu, jadi cepat katakan apa yang mau kau katakan. "
" Senpai tidak akan membocorkan rahasia kami berdua kan? Meskipun senpai sudah berjanji kepada ku kemarin tapi entah kenapa aku sangat gelisah dari kemarin malam sampai sekarang dan terkadang aku takut kalau senpai akan membocorkan nya. "
Dia mengkhawatirkan nya ya.
Ya.. itu sudah jelas dilihat dari manapun jika seseorang baru dikenalnya langsung mengetahui rahasia besarnya dia akan selalu merasa khawatir.
Ketidakpercayaannya itu lah sebagai bukti bahwa aku termasuk orang asing bagi dirinya.
Meskipun semua itu benar.
" Tenang saja, aku tidak akan membocorkan rahasia kalian berdua dengan satu syarat. "
" Syarat? Tapi kemarin Katsugi-senpai tidak meminta nya bukan? Kenapa tiba-tiba ingin sesuatu?. "
Ya, itu memang benar tapi syarat ini lebih penting dari apapun itu.
" Hanya ada satu syarat yang harus kau tepati dan itu sangat mudah, yaitu.. jangan dekati aku lagi, itu saja.. apa kau bisa?. "
Dia pun diam sejenak dengan wajah ia tundukkan, aku yang melihat tingkah lakunya saat ini hanya bisa diam dan menunggu jawaban milik nya, setelah aku tunggu beberapa detik dia pun angkat bicara.
" Tidak bisa.. "
Tunggu sebentar, dia bilang tidak bisa? Apa - apaan itu coba?.
" Tidak bisa? Kenapa tidak bisa?. " Tanyaku.
" Karena... aku belum membayar hutang budi ku kepada mu Katsuragi-senpai. "
" Memangnya kau berhutang apa kepada ku?. "
" Kau telah menyelamatkan ku. "
Menyelamatkannya? jadi yang mana? Kalau soal kemarin dia sudah berterimakasih kepada ku dengan cara memberikan informasi tentang mereka berdua atau apa dia sedang ingin membahas saat aku menyelamatkan nya dari kedua *bodyguard* nya itu?.
Tidak - tidak.. kalau soal itu dia tidak perlu berterima kasih.
" Aku tidak pernah merasa bahwa aku pernah menyelamatkan mu, aku hanya terpaksa saja. "
" Tapi meskipun begitu aku sangat senang senpai menyelamatkan ku, sudah 2 kali aku merepotkan mu, jadi apa salahnya jika aku menyebutnya hutang budi?. "
Baiklah sepertinya tekadnya sudah mulai kuat untuk urusan hutang budi semacam ini.
" Dengar ini Kashiwagi Rina.. kau belum tahu siapa aku sebenarnya, aku menyelamatkan mu bukan karena aku ingin tapi aku hanya terpaksa saja. "
Dengan ini aku sudah menjelaskannya untuk yang kedua kalinya.
" Tidak apa, meskipun itu hanya terpaksa aku merasa terselamatkan, terima kasih senpai. "
Baiklah aku menyerah.., dia perempuan yang keras kepala.
" Baiklah terserah kau.. "
" Oh.. kalau begitu dengan mengawali tanda persahabatan kita, bo-bolehkah.. "
Gawat.
Aku berfirasat bahwa akan ada masalah yang akan menimpaku hari ini, semoga saja itu tidaklah benar.
" Bolehkah aku meminta nomor mu?. "
Sudah aku duga akan jadi seperti ini, apakah aku memicu flag kisah persahabatan atau kisah percintaan kepada nya? Aku tidak tahu pasti tapi aku ingin jika itu tidak terjadi kedua-duanya kepadaku.
Jika terjadi kisah asmara maka jawabannya sudah jelas, aku akan menolak perasaannya meskipun dengan cara memaksa ataupun baik - baik.
Tapi.. pertemanan..
" Untuk apa?. " Tanyaku untuk memastikan.
" Eh? I-itu.. "
Wajahnya tiba - tiba sedikit memerah entah karena malu atau apa dan itu semua gawat.
Ini benar-benar terjadi, aku memicu flag kisah yang tidak aku inginkan sama sekali, apa yang harus aku lakukan?.
Aku akan mematahkannya.
" Maafkan aku Kashiwagi, maksud ku Yohiko aku tidak bisa memberikan nomor ku kepada mu. "
" Kenapa tidak bisa!?. "
" Dengarkan ini... jika kau tiba-tiba menelepon aku atau mengirimi ku pesan apa itu tidak berdampak pada karir mu itu? Kemungkinan besar kau akan membuat gosip. "
Dan kalau boleh menambahkan itu juga membuatku kerepotan.
" Tidak apa - apa! Aku akan menjaganya dengan baik. "
Dengan mata yang berbinar-binar itu dia menunjukkan sifat keras kepala nya, aku pun berpikir bahwa dia ini benar-benar perempuan yang sangat keras kepala.
Dan jika dipikir-pikir lagi sepertinya aku dengan Kuruna belum pernah bertukar nomor dan alamat email.
Tapi buat apa untuk bertukar nomor kalau Kuruna setiap hari datang kerumahku? Itulah yang aku pikirkan selama ini.
Tetapi aku pun tersadar pada pagi hari tadi, betapa pentingnya untuk bisa memiliki nomor telepon dan alamat email Kuruna.
Aku dengar tadi pagi Kuruna menelepon Shiori untuk memberitahu bahwa saat ini dia tidak bisa datang kerumahku karena neneknya sedang sakit, dan saat Shiori bertanya kepada Kuruna kenapa dia tidak menelepon Kakak nya? dan Kuruna pun menjawab 'aku tidak mempunyai nomor Arata-kun'.
Aku merasa seperti orang bodoh yang baru pertama kali berpacaran, tapi bisa dibilang ini memang pertama kali nya aku berpacaran.
" Katsuragi-senpai?. "
" Baiklah... aku akan memberikan nomor ku tapi ingat jangan berbuat hal yang aneh-aneh. "
" Ya... aku janji. "
Mempunyai adik kelas yang begitu aktif seperti ini bahkan seorang artis terkenal itu sangatlah sulit bagiku.
Lalu bel pertanda jam istirahat pertama berakhir pun terdengar.
***
Pada saat jam istirahat makan siang berbunyi, mereka yang ada di kelasku berhamburan keluar setelah memberikan salam kepada guru yang tadi mengajar.
Aku pun beranjak untuk pergi keluar kelas menuju ke halaman belakang sekolah.
Tapi setelah aku beranjak dari bangku ku seseorang memegang pundak kanan ku dan otomatis aku menoleh ke belakang dan mendapati seorang perempuan berambut coklat muda yang ia ikat kuncir kuda sedang berdiri belakang ku.
" Anu... maafkan aku Katsuragi-kun bolehkah aku meminta bantuan mu?. "
Sakayanagi Natsumi, dia adalah teman sekaligus sahabat nya Kuruna, teman dengan sahabat apa bedanya ya?.
Dia mempunyai rambut panjang yang ia kuncir kuda menggunakan pita berwarna putih untuk mengikat rambutnya. Serta dia memiliki jabatan penting dikelas ku yaitu sebagai ketua kelas.
" Aku? Apa aku tidak salah dengar? Kau bisa mengajak teman mu yang lain kan? Sakayanagi-san. "
" Ah.. itu sebenarnya aku ingin Katsuragi-kun yang membantu ku untuk membawa buku - buku di ruangan BK ke perpustakaan saat ini, apa boleh?. "
Ruang BK? Ini sebuah jebakan... Aku tahu siapa dalangnya.
" Sepertinya ada seseorang yang menyuruh mu untuk meminta bantuan ku, apa itu benar. " Aku pun mencoba mengkonfirmasi apakah tebakan ku benar atau tidak.
" Ba-bagaimana kau bisa tahu itu?. " Jawabnya dengan sedikit terkejut.
Dia benar-benar sedang disuruh ya.
" Sudah aku duga... baiklah aku akan ikut sekalian aku juga ingin bertemu dengannya. "
" Eh?. "
Dasar guru yang selalu ikut campur, sekarang apalagi yang kau inginkan, kau bisa kan datang kepada ku tanpa memanfaatkan teman Kuruna.
Setelah sampai di ruangan BK aku melihat seorang guru perempuan yang sedang duduk di sofa berwarna putih yang ada di depanku saat ini.
" Oh sudah datang ya, maaf ya sudah merepotkan kalian kalau begitu ambil--. "
" Natsume, bisakah kau meninggalkanku dengan sensei hanya berdua saja, ada yang ingin aku bicarakan dengannya, aku mohon. " Potongku.
" Ji-jika Katsugi-kun sampai memohon seperti itu, nampaknya obrolan kalian sangat begitu penting, baiklah aku akan menunggu di luar jika sudah tolong panggil aku. "
" Ya... terima kasih. "
Setelah aku berterima kasih, Sakayanagi-san akhirnya keluar dari ruangan ini dan meninggalkan kami berdua.
Guru perempuan yang memiliki rambut panjang dengan warna hitam dan memakai kacamata itu sedang duduk di sofa depan ku ini dan saat ini dia sedang mengeluarkan beberapa lembaran dari balik jasnya yang berwarna putih itu dan melemparkannya ke meja yang ada di depannya.
" Aku senang jika ada murid yang selalu cepat tanggap, aku kira aku membutuhkan beberapa akting agar bisa mengajak mu berbicara berdua, tapi baguslah kalau ini bisa selesai dengan cepat. "
Aku hanya bisa terdiam berjalan ke arah meja yang diatasnya terdapat beberapa lembaran yang sedikit berantakan setelah guru itu melemparkan nya tadi.
Pada akhirnya aku pun mengambil dan merapikan nya kembali dan bertanya kepada guru tersebut apa maksud dibalik kedua lembar kertas ini.
" Kali ini apalagi.. "
" Hei.. bukankah ini terlalu serius?, Bisakah kau meredakan hawa intimidasi mu itu?. "
" Diamlah dan cepat selesaikan ini semua. "
Ya aku tahu kalau aku tidak sopan saat berbicara dengan seorang guru, tapi mau bagaimana lagi aku sangat membencinya.
" Baiklah... seperti yang kau lihat, apa kau tahu murid pindahan yang bernama Kashiwagi Rena?. "
" Tentu, dia seorang artis ternama yang sedang naik daun itu kan?. "
Dia pun membuka obrolan seputar murid baru dikelas 1-A yaitu Kashiwagi Rena, dan itu mungkin yang akan jadi masalahnya kali ini.
" Ya dan coba lihat itu. "
Aku pun melihat lembaran pertama yang berisikan tentang biodata dari Kashiwagi Rena dan tak ada kejanggalan apapun di dalam nya.
" Sensei, sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan kepadaku?. "
" Kau ini ya... apakah kau bisa sabar sedikit? Lihatlah lembaran selanjutnya. "
Aku pun melihat lembaran selanjutnya, dan yang mempunyai lembaran ini bernama Yohiko Rina, tunggu dulu.. apa jangan - jangan sensei sudah tahu tentang hubungan mereka berdua?.
" Kau melihat sebuah kejanggalan bukan? Mereka terlalu mirip, lihatlah wajah mereka yang ada di foto itu. "
Nampaknya sensei belum tahu hubungan diantara mereka tapi.. dalam sekali lihat mereka terlalu mirip, dan tidak ada perbedaan sedikitpun.
Bagi guru yang penuh dengan kepintaran sepertinya dalam sekali lihat mungkin dia sudah mempunyai beberapa kesimpulan saat berpikir sendirian di ruangan nya.
Setidaknya aku ingin tahu sampai mana dia mengetahui hal ini.
" Saat aku melihat anak yang bernama Yohiko Rina ini aku kira dia adalah Kashiwagi Rena yang 'itu' tapi saat aku melihat lembaran selanjutnya ternyata ada seorang lagi yang mirip dengan Kashiwagi Rena bahkan dari namanya sudah jelas bahwa biodata siswa itu milik Kashiwagi Rena dan di dalam foto itu jelas - jelas mereka berdua sangat mirip. "
Dia memang guru yang peka terhadap muridnya, tidak salah bahwa kepala sekolah memperkerjakan dia sebagai seorang guru BK.
" Apa sensei sudah melihat mereka secara langsung?. " Tanyaku sembari memastikan kedua lembaran yang sedang aku pegang ini.
" Ya.. sudah, kemarin setelah jam pulang sekolah aku memanggil mereka keruangan ku ini dan dugaan ku ternyata benar mereka terlalu mirip untuk muka dan seluruh postur tubuh nya itu, dan aku masih tidak percaya kalau hubungan mereka itu hanyalah majikan dan pelayan saja. "
" Jadi... Apa hubungan ku dengan ini semua. "
" Seperti yang kau tahu, aku ingin kau membantuku. "
Sudah aku duga, seharusnya aku tidak datang saja tadi, tapi mungkin ini adalah pilihan yang tepat, jika aku yang saat ini sedang bersama Kuruna mungkin dia juga akan mendengar hal ini dan melibatkan dia kedalam masalah ini.
" Yang ingin kau katakan sebenarnya adalah tolong libatkan kau ke dalam masalah lagi, benar begitu kan? Sensei.. "
" Ya... Kau benar sekali, aku mohon libatkan dirimu ke dalam masalah kedua anak ini. "
Sial..
" Aku punya beberapa pertanyaan sensei. "
" Ya silahkan, tanyakan itu. "
" Pertama kenapa harus aku? Yang kedua kenapa sensei begitu sangat penasaran dengan mereka berdua, dan yang ketiga jika aku tertangkap basah apa yang akan kau lakukan untuk membantu ku? Dan yang terakhir apa ada imbalannya jika aku membantu mu?. "
Semua itu patut dipertanyakan dan agar aku bisa mempertimbangkan apakah aku akan membantunya atau tidak.
Jika ada jawaban yang menurutku tidak memuaskan maka aku akan terbebas dari tanggung jawab yang akan diberikan oleh sensei.
Sekarang jawabannya sensei.
" Pertama.. karena kau adalah murid yang bisa ibu percaya tapi kenapa? Mungkin itulah yang menjadi pertanyaannya saat ini, dan aku akan jawab karena aku sudah melihat mu dengan Kuruna saat dia masih terjebak dalam masalah keluarga nya, aku pikir bahwa kau hanya ingin mempermainkan nya tapi ternyata tidak, aku sangatlah terkejut saat kau waktu itu masuk kedalam ruangan ku dengan masalah kalau kau telah membawa nya kabur. " Katanya dengan menyilangkan tangannya.
Sepertinya sebelum aku ikut campur Kuruna sudah berkonsultasi tentang keluarganya kepada sensei.
Tapi selama ini dia melihatku, sangat merepotkan.. kenapa ada guru sepertinya di sekolah ini?.
" Setelah seminggu aku menskorsing mu, aku dengar bahwa masalah Kuruna yang ia alami sampai saat itu telah hilang dan kedua orang tua nya pernah datang menemui ku dan meminta maaf kepada ku, tapi yang paling membuat ku terkejut adalah mereka menyebutkan namamu saat kami bercerita panjang lebar, aku dengar bahwa kau pernah makan malam bersama dengan keluarga Kurugaya, benarkah itu?. "
Kedua orang tua Kuruna itu.. sama sekali tidak bisa menjaga rahasia ini rupanya, ya.. itu tidak masalah.
" Ya, aku tidak bisa menyangkalnya tapi itulah yang benar - benar terjadi saat itu, tapi kenapa bisa kau hubungkan dengan masalah artis yang satu ini?. "
" Kau ini... sebenarnya mana yang ingin kau dengar di dalam perbincangan kali ini? Apa tentang masalah baru yang aku tawarkan tadi atau apa pertanyaan yang kau ajukan tadi?. "
Dia melihatku dengan tatapan yang bertanya - tanya, memang benar aku ingin mendengar masalah yang tadi beliau sebutkan, tapi pertanyaan yang aku ajukan pertama kali tadi memanglah lebih penting.
" Ah maaf, silahkan lanjutkan. "
Dengan menundukkan kepala sedikit aku meminta maaf dan guru perempuan itu hanya mengangguk sebagai jawabannya.
" Baiklah... yang kedua tentang kenapa aku begitu penasaran dengan mereka berdua ya.. hm… kau bisa sebut dengan keegoisan seorang guru. "
" Hah? Apa maksudmu?. "
" Aku hanya penasaran saja dengan mereka berdua, apa itu salah?. "
" Salah? Aku tidak bilang kalau itu salah tapi memang itulah tugas dari seorang guru yang ingin selalu ikut campur ke dalam masalah muridnya bukan? Jadi menurutku itu adalah hal yang wajar. "
" Karena pemikiran mu yang seperti itulah aku mempercayai mu sepenuhnya, ya.. meskipun aku bisa mencari tahu sendiri tentang mereka tapi sepertinya jika aku terlalu masuk ke dalam masalah mereka lebih dalam mungkin bisa berdampak buruk bagi nama sekolahan ini. "
" Jadi intinya kau ingin mengorbankan satu murid untuk terjerumus kedalam masalah mereka berdua begitu?. "
" Ya.. kau benar.. "
Tidak ada keraguan dan belas kasih saat dia mengatakan itu dengan jelas.
Aku sebenarnya tidak ingin terlibat tapi tentang Kashiwagi Rina dan Rena sedikit membuat ku penasaran terutama dengan masalah yang sedang mengikat mereka berdua.
Kenapa Rina menjadi pelayan nya Rena saat di sekolah?.
" Lalu.. bagaimana kalau aku tertangkap basah?. "
Aku pun bertanya kembali kepadanya, kalau tidak salah ini adalah pertanyaan ku yang ketiga.
" Aku tidak mau tahu soal itu, kau yang akan bertanggung jawab sendiri. "
" Oi - oi.. "
" Katsuragi Arata.. aku percaya kalau kau tidak akan tertangkap basah karena ini masalah kecil bagimu kan? Ini sangatlah mudah untuk mu. "
Kau seperti nya sangat senang saat murid mu terjebak dalam rayuan mu itu sensei, dan sampai begitu percaya kepada murid mu ini itu tidaklah bagus dari sudut pandang ku.
Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa ini usulan dari pihak sekolah, maka itu akan berdampak besar bagi reputasi sekolah dan juga seluruh guru yang bekerja disini.
" Jika.. jika aku mengatakan kalau ini usulan dari pihak sekolah bagaimana?. "
" Kalau begitu mau tidak mau, aku harus mengusirmu dari sekolah dengan berbagai fitnah yang mudah diterima oleh murid lainnya.. "
Baiklah.. sepertinya itu alasan yang cukup menarik, memfitnah diriku untuk menjaga reputasi sekolah.. sungguh pengorbanan tertinggi yang bisa aku dapatkan.
" Bagaimana kalau aku menolak?. " Tanyaku dengan tatapan serius.
" Kalau begitu mau bagaimana lagi, setidaknya.. kau akan hidup di sekolah ini dengan berbagai gosip dan rumor.. atau mungkin aku akan mencari hal yang memalukan yang pernah terjadi di SMP mu dulu. "
" Sensei… kau begitu kejam untuk seorang guru. "
" Ingatlah.. ini termasuk keegoisan seorang guru. "
Baiklah.. sepertinya sudah cukup.
" Lalu pertanyaan yang terakhir? Apa imbalan yang akan kau berikan kepadaku?. "
Dengan tatapan serius nya dia melihat kearah ku tapi aku tidak memalingkan wajahku dan aku pun menunggu jawaban darinya, apa manfaatnya jika aku membantu nya untuk ikut campur kedalam masalah artis yang satu ini?.
Suara dari luar terdengar hingga kedalam ruangan yang cukup besar ini, langkah kaki murid sekolah yang berlalu lalang, suara gurauan murid bisa terdengar hingga ke dalam, tapi mungkin itu karena jendela ruangan ini semua terbuka jadi tidak aneh kalau suara - suara tersebut terdengar hingga kedalam sini.
Jika aku tertarik dengan imbalan yang ia berikan kepada ku, aku mungkin harus berpikir dua kali terlebih dahulu dan memikirkan apa konsekuensi yang akan aku dapat dari perbuatan ku ini, jadi..
Jangan libatkan Kuruna.
" Katsuragi-kun, apa kau tahu ruangan klub yang tak terpakai di lantai dua paling ujung kanan?. "
" Hm? Kenapa kau menyebutkan ruangan yang tidak terpakai itu?. "
" Sebenarnya... setelah ujian tengah semester telah berakhir, kami para staff sekolah ini akan memperbaiki tempat itu. "
" Lalu?. "
" Akan aku berikan ruangan itu sebagai imbalannya, bagaimana?. "
" Apakah sensei bercanda? Bukankah itu--
" Tenang saja... yang memberikan perintah untuk memperbaiki tempat itu adalah aku, jadi ruangan itu sepenuhnya ada dibawah kendali ku, jadi bagaimana? Apa kau mau Katsuragi- kun. "
Tawaran untuk memiliki sebuah ruangan sendiri itu memang sangatlah menggiurkan apalagi itu disekitar area sekolah.
Meskipun tempat yang biasanya aku dan Kuruna pakai itu tempat terbaik, tapi sebaiknya mulai sekarang aku juga harus memikirkan kedepannya juga, saat musim penghujan bahkan saat turunnya salju itu bisa menyebabkan masalah.
Jadi akan aku terima tawaran darinya, ya.. ini memang keputusan yang tepat.
" Baiklah, akan aku terima.. "
" Baguslah.. seorang murid memang harus menolong guru yang sedang ada masalah bukan?. "
Setidaknya jangan kau sebut ini masalah umum seorang guru, memang benar ini juga bisa disebut masalah dari seorang guru tapi ini mempunyai pengertian yang berbeda dari sudut pandang ku.
Setelah berbincang-bincang dengan guru ini aku pun pergi menuju pintu masuk dengan maksud untuk memanggil Sakayanagi-san pergi ke dalam dan menuntaskan pekerjaan yang dia dapatkan dari guru BK satu ini.
Dan juga... aku lupa siapa nama guru BK ini, ya lagi pula itu tidak penting dan aku juga mempunyai banyak kesempatan untuk menanyakan siapa namanya.
***
Setelah membawa beberapa buku yang berserakan di dalam ruangan BK tadi, saat ini kami berdua sedang menuju ke perpustakaan sekolah.
Guruu BK tadi itu bilang ini semua adalah buku yang dia temukan di beberapa kolong meja milik kelas 1.
Jadi bisa dibilang seperti ini, saat guru BK itu sedang merapikan buku kemarin sore didalam kelas, entah sengaja atau tidak disengaja Sakayanagi-san yang telah piket hari itu melihat guru BK ini dan menawarkan bantuan.
Dan seperti yang kalian tahu guru BK ini menerimanya dengan senang hati dan membuat mereka berpikir bahwa akan sangat mudah bila dikerjakan berdua, tapi saat mereka sampai di depan perpustakaan sekolah ternyata tempat itu telah ditutup dan akhirnya buku - buku itu ditaruh di ruangan miliknya, jadi seperti itulah kronologi cerita nya.
Tapi ya.. kenapa dia tidak menyuruh staff perpustakaan untuk mengambil buku - buku ini? Bukankah dia seorang guru? Semua permintaan nya bisa terkabul hanya karena dia seorang guru kan?.
Aku tidak mau membahasnya lagi.
Saat ini kami sedang berjalan berdampingan, banyak murid yang berlalu lalang dan sesekali ada beberapa teman Sakayanagi-san menyapa dan meskipun mereka berkata dengan suara yang pelan tapi aku masih bisa mendengar ' Hei apa itu pacarmu? 'Begitulah yang aku dengar.
Ya mungkin mereka yang sedang melihat kami berdua seperti ini mulai memikirkan hal yang aneh - aneh, tapi untungnya Sakayanagi-san tidak tersinggung dengan perkataan mereka.
Bertempat di ujung bangunan sekolah dengan memiliki lantai 2, warna bangunan nya sama seperti milik bangunan sekolah yang ada disebelahnya dan itulah tempat dimana semua ilmu berkumpul menjadi satu.
Ya.. itu adalah perpustakaan sekolah SMA Hashigai.
Perpustakaan sekolah ini tidak begitu kecil dan tidak begitu besar hanya ada beberapa rak buku yang besar nan lebar itu berdiri tegak di tempat ini, meskipun terlihat sedikit siswa dan siswi ke tempat ini, tapi entah kenapa disini sangatlah mengesankan, bersih dengan keheningan yang terbaik inilah adalah tempat idamanku selama ini.
Jauh dari kepopuleran, jauh dari segala bentuk cerita, jauh dari yang namanya sosialisasi, dan jauh dari yang namanya masalah, tempat inilah yang aku butuhkan.
Saat ini Sakayanagi-san sedang bertanya kepada petugas perpustakaan, dia adalah teman Sakayanagi-san dan sekaligus temannya Kuruna, Hanegawa Kana.
" Katsuragi-kun, rak buku mu ada di lantai 2 di paling ujung sana nomor 23, kategori sejarah. "
Natsume berbicara dengan menunjuk ke arah rak paling belakang bagian perpustakaan, aku yang telah diberitahu olehnya langsung mengangguk menandakan bahwa aku mengerti seperti itulah.
" Ya.. terima kasih Sakayanagi-san. "
" Ah tidak, seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu Katsuragi-kun. "
Akhirnya aku pergi meninggalkan mereka berdua. Saat aku pergi meninggalkan mereka aku mendengar si Hanegawa itu berkata ' dia pacarmu? ' kepada Sakayanagi-san.
Meskipun pelan aku bisa mendengar nya.
Aku pun melirik kebelakang dengan masih berjalan dan disana aku melihat Sakayanagi-san menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Ya tidak aneh kalau Hanegawa tidak tahu siapa aku, Karena kami belum pernah dikenalkan secara langsung oleh Kuruna jadinya kesalahpahaman ini pun bisa terjadi, aku tidak berhak menceramahi dia karena ketidaktahuannya itu.
Setelah sampai lantai 2 dan bertempat di rak paling belakang di perpustakaan ini aku pun menata satu persatu ke bagian kosong yang ada di rentetan buku - buku ini.
Meskipun pekerjaan ini sangatlah mudah tidak banyak orang yang berminat untuk menjaga nya atau memulangkan nya dengan rapi sama seperti ini.
Ya itu termasuk aku sendiri.
Saat buku terakhir aku taruh di salah satu bagian kosong tempat itu, aku dikejutkan oleh suara keterkejutan seseorang yang ada di samping kanan ku.
Otomatis aku menoleh ke arah suara tersebut dan aku mendapati seorang perempuan berambut warna cream cerah dengan rambut yang ia kepang dua dengan memakai kacamata sedang melihati ku, dia adalah Yohiko Rina pelayan dari Kashiwagi Rena untuk sekarang.
" Katsuragi-senpai, selamat siang.. "
Dia menundukkan kepalanya setelah menyapa ku, kenapa dengan dia ini? Apa kau tahu sikap seperti itu tidaklah sopan karena saat kau berbicara dengan seseorang kau harus menatap orang yang kau ajak bicara kan?.
" Kau sedang mencari apa Kashiwagi. "
" Su-sudah aku bilang kan senpai, saat kita bertemu disekolah kau harus memanggil nama palsu ku kan!?. "
" Ah maaf, aku lupa. "
" Itu pasti disengaja. "
Ya Kashiwagi benar, aku memang sengaja memanggil dengan nama aslinya karena menurutku mengerjainya sangatlah menyenangkan untuk menghabiskan waktu tanpa Kuruna.
Dan yang menjadi pertanyaan ku sekarang adalah kenapa kebetulan seperti ini bisa terjadi?.
Oh..
Dan sekarang aku bisa menebaknya, mungkin si guru BK itu meminta agar si Kashiwagi ini pergi ke perpustakaan untuk mengambil sesuatu, dan aku tahu apa yang akan Kashiwagi lakukan saat ini.
" Apa kau mau meminjam buku tentang Sejarah Sekolah kita?. "
" Eh? Bagaimana senpai tahu apa yang mau aku pinjam?."
Sudah aku duga, si guru itu benar - benar serius agar aku bisa terlibat kedalam hubungan mereka berdua tapi meskipun guru BK itu meminta ku untuk mendekati mereka sekarang aku masih bingung bagaimana aku bisa mengakrabkan diri dengan mereka berdua apalagi dengan adik dari Rina yaitu Kashiwagi Rena.
" Aku hanya menebak, karena buku sejarah sekolah itu sedikit terkenal dan juga kau adalah murid baru disini jadi apa salahnya kalau membaca sejarah tentang sekolah Hashigai ini. "
" Oh begitu ya, aku tidak begitu tahu tentang hal itu soalnya Mito-sensei lah yang menyuruh ku untuk mengambil buku tersebut. "
" Mito-sensei?. "
" Guru BK. " Jelasnya.
Oh jadi selama ini dia mempunyai nama Mito ya? Aku baru tahu.
Cahaya matahari siang membasahi kami berdua, ya.. lebih tepatnya kami saat ini tengah berada di dekat jendela, jadi mau tidak mau kami harus bertahan dari panasnya matahari yang menembus dari jendela yang ada di sampingku ini.
Karena saat ini sudah termasuk musim panas jadi tidak aneh jika kalau panas teriknya begitu terasa hingga ke kulit ku, ya.. sampai membakar diriku ini, aku harap pekerjaan ini cepat selesai.
Namun saat aku mengalihkan pandanganku ke arah luar jendela.
Terlihat beberapa murid sekolah bercanda gurau di bawah sana, menikmati apa yang dinamakan masa muda itu.
Melihatnya sungguh membuatku terkenang dengan masa lalu ku yang begitu naif, seharusnya cara berpikir ku dari dulu seperti ini mungkin kehidupan ku akan normal sama semestinya pelajar yang lainnya.
Sebenarnya apa motif ku untuk membantu mereka, termasuk Kuruna dan juga Yohiko Rina ini? Aku tidak begitu paham dengan takdir yang telah ditetapkan kepada ku oleh tuhan, jika ada kesempatan untuk mengubahnya aku akan memilih untuk mengubah takdir ku itu.
Jauh di dalam lubuk hati ku yang paling dalam, aku merasa tidak ingin melihat seseorang ikut menjadi seperti ku, lebih baik aku saja yang merasakannya bukan orang lain, mungkin itulah motif ku yang sebenarnya.
Tapi yang ingin aku ketahui adalah apa itu sifat asli yang aku miliki?.
Dan saat ini itulah yang menjadi pertanyaannya.
" Rina, bolehkah aku memanggil mu seperti itu? Jika kau keberatan atau tidak mau, aku akan memanggil mu sama seperti biasanya. "
" Tidak! Aku sama sekali tidak keberatan malahan aku senang jika senpai memanggil ku dengan nama depan ku, aku sungguh sangat senang!. "
Benar juga ya.., aku sudah memicu flag itu secara tidak sengaja, sungguh malangnya nasibku karena telah berurusan dengannya.
" Kalau begitu aku akan memanggil mu Arata-senpai. "
Dengan wajah malu - malu nya dia memanggilku menggunakan nama depan.
Tapi itu sungguh tidak nyaman jika dia memanggilku seperti itu.
" Tidak boleh.. gunakan nama belakang ku saja. "
" Eh~ curang~. "
Baiklah kali ini kau menggunakan sifat artis mu untuk membujuk ku dan mendapatkan izin dari ku, jika aku meneruskan hal ini maka obrolan ini tidak akan kelar sampai jam istirahat selesai.
Aku akan mengalah kali ini
" Baiklah terserah mu kau mau panggil aku apa. "
" Baguslah.. "
Dia membusungkan dadanya dengan wajah yang bisa dikatakan bangga itu.
Melihat itu aku sedikit merasa kalau aku telah menaikkan sebuah hubungan yang tidak pernah aku inginkan selama terlibat dengan si Kashiwagi Rina ini.
Tapi mau bagaimana lagi jika dia mempunyai perasaan itu maka jalan satu-satunya adalah menghancurkannya.
Tapi apa yang aku tadi pikirkan itu sama sekali tidaklah mungkin.
Mempunyai suatu hubungan dengan artis terkenal yang sedang *Naik Daun*? Jika ingin membuat kisah asmara dengan salah satu dari mereka, mereka harus sederajat dengan nya itulah yang bisa aku pikirkan.
Laki - laki seperti ku hanya menjadi halangan bagi mereka, tapi yang jelas jika si Kashiwagi Rina ini menyukai ku, sepertinya aku harus menjadi seorang tokoh antagonis saat itu terjadi.
" Rina, ada yang ingin aku katakan kepadamu. " Tanyaku dengan melihat beberapa buku yang ada di rak.
" Hal yang ingin kau katakan? Apa itu senpai?. "
Ya.. sesungguhnya ini sudah melenceng dari Motto yang aku miliki, tapi aku merasa bahwa aku harus terlibat kedalam masalah kehidupannya ini, sama seperti Kuruna waktu itu.
Tapi.. jika aku melakukan hal seperti ini lagi, apakah aku akan benar-benar mengkhianati motto ku?.
" Jika kau membutuhkan pertolongan, kau boleh meminta bantuan kepadaku dan jika itu terjadi.. mungkin aku akan datang membantu. "
Baiklah, akhirnya aku mengatakannya, kali ini tidak ada jalan kembali lagi untukku.
Aku ingin melihat masalah apa yang sedang mengikat kalian berdua, kenapa kalian.. keluarga Kashiwagi menutupi semua hal ini bahkan penggemar kalian tidak tahu kalau kalian berdua itu bersaudara.
Setelah mendengar dari Rina kalau mereka saudara aku pun mencari kebenaran tentang hal itu, awalnya aku kira kalau mereka berdua bersaudara adalah hal yang sudah diketahui oleh orang pada umumnya.
Tapi bagiku itu sangatlah mengejutkan, mereka semua tidak tahu kalau artis yang mereka puja itu mempunyai saudara kembar.
Inilah yang membingungkan ku, mengatakan rahasia sebesar itu kepada seseorang seperti ku, itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan oleh ku.
Ini sungguh merepotkan.
Setelah mendengar apa yang aku katakan tiba - tiba wajahnya sedikit memerah dan seketika dia mengambil salah satu buku yang ada di rak sampingnya untuk menutupi wajahnya yang memerah itu dan berkata.
" Aku sungguh sangat senang jika Arata-senpai bilang seperti itu, tapi jika kau mengatakan hal seperti itu kepada perempuan lain apa itu tidak termasuk dengan selingkuh?."
Tunggu dulu apakah itu termasuk selingkuh? Maksudku apakah mengatakan hal itu termasuk salah satu kriteria laki - laki yang sedang selingkuh?.
Jika dilihat lagi atau dicerna kembali, kata - kata ku tadi sepertinya tidak termasuk dalam kategori selingkuh.
Aku hanya menawarkan bantuan kepadanya dan tidak mempunyai maksud tujuan apa - apa.
Ini sungguh aneh.. apakah perempuan selalu melebih - lebihkan sesuatu seperti ini?.
" Tapi.. "
Sebelum dia melanjutkan apa yang ingin dia katakan, buku yang sedang ia pegang untuk menutupi wajahnya itu perlahan diturunkan.
Lalu senyuman pun terukir wajahnya, dan senyuman indahnya itu ditujukan untukku.
Seorang laki-laki yang tidak berguna di kehidupan dunia ini, serta pembohong seperti ku sepertinya tidaklah pantas mendapatkan senyuman dari seseorang seperti dia.
Apakah 'kau' ingin aku terlibat dalam hal semacam ini? Membantu seseorang sepertinya?.
Aku tidak terlalu menyukai rute seperti ini.
" Aku sangat senang jika senpai memperhatikan seseorang seperti ku ini, aku sangatlah bahagia. "
Kata - kata itu terucap dari mulut kecil mungil nya itu, dia adalah seorang artis dan dia sangat senang bergaul dengan anak pendiam dan anak yang tidak mempunyai tujuan hidup seperti ku ini.
Ya.. ini tidak masuk akal bagiku, aku ingin tahu apakah perempuan ini sedang sakit atau bagaimana?.
" Tidak tunggu dulu, apa kau yakin untuk menerimanya?. "
" Ya, tenang saja senpai.. hubungan ini akan menjadi rahasia kita berdua saja jadi.. jangan sampai kau jatuh cinta kepada ku ya?. "
Apa ini? Aku tahu dia seorang aktris tapi menggunakan keahliannya disaat seperti ini, ini bukanlah film romcom atau semacamnya, ini adalah dunia nyata.
" Tidak akan aku biarkan itu terjadi… " kataku.
Setelah mendengar jawabanku dia sekarang menahan tawanya, tapi sungguh.. aku tidak paham disini, apa ada yang lucu atau bagaimana?.
Ini sudah menyimpang dari motto milikku.
Maafkan aku Kuruna, tapi menurut firasat ku sudah semestinya kau tidak ikut campur dalam urusan seperti ini setidaknya kau saat ini bisa fokus untuk merawat nenek mu yang sedang sakit itu.
" Anu senpai.. "
Suara pelan itu membuyarkan isi pikiranku seketika, dan dengan cepat aku tanggapi panggilan nya.
" Ya, ada apa lagi?. "
" Sebenarnya ini tentang kamp musim panas. "
Kamp musim panas kah... sesudah ujian akhir semester ini kami semua akan dikirimkan ke suatu tempat untuk bersenang-senang setelah berpikir dengan kerasnya akibat ujian tersebut.
Bisa dibilang kalau ini adalah *Refreshing* bagi para murid SMA Hashigai.
Ya terkadang itu memanglah tradisi setiap sekolah jadi mau tidak mau semua siswa diwajibkan untuk ikut.
Meskipun mereka bisa menolak untuk ikut, tapi kebanyakan mereka yang tidak ikut dalam kamp musim panas ini biasanya akan menyesalinya.
Bisa dibilang aku tidak akan pernah menyesalinya jika aku tidak ikut, tapi ujung-ujungnya aku dipaksa ikut oleh satu orang guru yang terkenal dikalangan para siswa waktu itu?.
Kalau tidak salah kamp musim panas dulu aku dikelompokkan dengan para guru yang dekat dengan ku, ya memang sedikit aneh tapi di kamp musim panas ala SMA Hashigai adalah mereka bisa berkelompok dengan siapa pun termasuk dengan para guru maupun staff sekolah bahkan kelas 1 sampai kelas 3 bisa membuat kelompok berbeda kelas.
Pembuatan kelompok tidak dibatasi, tapi mereka hanya harus bisa bertanggung jawab dengan kelompok yang mereka buat itu, mungkin seperti tempat tidur mereka terbatas pada saat malam hari.
Kembali ke dalam pembahasan tadi, saat ini Rina sedang berpikir keras antara mau atau tidak mengatakannya, dan sedikit demi sedikit wajah miliknya berubah menjadi merah aku sedikit dibuatnya bingung saat ini.
" Ka-kalau boleh.. "
Dia mengatakannya, apa sebenarnya yang ingin dia katakan?.
" Kalau boleh? Hei Rina… sebaiknya kau cepat mengatakannya sebelum aku pergi dari sini. " Desakku agar dia mempercepat apa yang ingin ia katakan saat ini.
" Kalau boleh izinkan aku ikut menjadi kelompok mu!. "
Hah? Aku sedikit terkejut dengan apa yang ia katakan tadi barusan, baru kali ini ada seseorang yang ingin satu kelompok dengan ku di kamp musim panas ini.
Hei - hei apa kau bercanda? Tidak mungkin ini terjadi.
Tapi jika dipikir-pikir sekali lagi mungkin Kuruna juga akan meminta untuk menjadi kelompok ku, tapi aku tidak begitu yakin apakah Kuruna bisa ikut atau tidak karena neneknya yang masih sakit tentu saja dia akan mengutamakan kesehatan neneknya itu kan?.
Dan akhirnya aku akan berangkat untuk kamp musim panas sendiri dengan para guru itu, tapi mungkin kali ini tidak akan terulang kembali karena ada seseorang yang ingin menjadi satu kelompok dengan ku, akhirnya aku bebas dari belenggu para guru itu.
Apa kalian tahu bagaimana rasanya jika kita berada didekat guru yang kita segani itu? Aku sama sekali tidak bisa berbuat apa - apa di dalam kondisi seperti itu.
Mereka bersenang - senang satu sama lain dan aku hanya bisa duduk diam dan tak melakukan apa pun.
Saat mereka menawarkanan sesuatu aku hanya bisa tersenyum ke arah mereka dan menolak tawaran mereka secara halus.
Karena aku tidak mau berurusan dengan mereka.
Itu kamp musim panas terburuk yang pernah ada, menurutku pribadi.
" Ya.. jika kau tidak keberatan aku izinkan. "
Wajah nya saat ini menggambarkan kebahagiaan yang begitu teramat - amat bahagia di mataku, meskipun terdengar tidak jelas tapi aku masih bisa mendengar apa yang ia katakan dari mulut nya itu.
Aku hanya bisa tersenyum tipis saat melihat tingkah lakunya yang sedang kegirangan seperti seorang anak kecil yang sedang mendapatkan sesuatu yang paling berharga.
Ya.. ini tidak buruk juga, asalkan nanti dia tidak berbuat mencurigakan maka aku akan menerima nya sebagai anggota kelompok ku dengan senang hati.
Tunggu dulu.. seharusnya waktu kamp musim panas akulah yang patut dicurigai kan?.