Sementara itu di lembah ratapan, Luke ditahan dan dijaga oleh empat iblis. Tubuhnya terikat ditiang dan tersegel dengan mantra yang tidak pernah ada di dunia manusia. Sulit baginya melepaskan diri. Di antara semua mahkluk yang berada di lembah tersebut, Luke berwujud paling menawan. Posisinya dulu sebagai malaikat, memberinya wajah rupawan yang sempurna. Hanya dua buah tanduk mencuat saja yang bertambah sejak dia jatuh ke dalam neraka. Tapi itupun tidak mengurangi ketampanannya.
Luke mencoba menganalisa kondisi yang berada di sekitarnya sekarang. Siapa yang berani melakukan hal ini tanpa pikir panjang? Dia merasa ini tidak benar. Sangat tidak mungkin iblis rendahan seperti yang sekarang menyanderanya memiliki kemampuan untuk melakukan ini semua. Kekuatan Luke jauh lebih besar dari mereka semua, tapi segel yang menyelubungi dirinya tidak bisa dia patahkan. Pasti ada dalang di balik semua ini. Pikiran Luke melayang pada dua raja kecil neraka yang masih belum berhasil dia ringkus.
Luke mengeluarkan erangan kesakitan. Rantai besi tajam yang mirip dengan duri melingkar di sekujur tubuhnya yang kekar dan menusuk ke dalam dagingnya hingga darah hitamnya menetes keluar. Entah apa yang harus dilakukan untuk bisa bebas dari kungkungan saat ini. Luke sudah mencoba berulang kali mematahkan segel dan kutukan, namun gagal. Ini seperti sebuah segel yang menyatukan dua kekuatan besar.
Salah satu iblis penjaganya mendekati Luke dan menjilatnya dengan rakus. Rupanya dia adalah iblis perempuan. Wajahnya sangat mengerikan, walaupun tubuhnya sensual dan terilhat menggoda. Wajahnya seperti bentuk iblis umumnya dengan dua tanduk mencuat dan gigi runcing kecil-kecil, kakinya menyerupai bentuk binatang, kambing tepatnya. Belum lagi kulitnya yang merah menyala dan berlendir. Luke bisa mencium bau busuk yang keluar dari mulutnya. Sangat memuakkan.
"Lukas, sang malaikat yang terbuang, ayolah. Mari kita bersenang-senang sebentar. Aku akan sangat menikmati setiap hempasan tubuhmu dan juga nikmatnya bercinta denganmu," bisiknya dengan kata-kata kotor. Luke meludah dengan ekspresi jijik. Iblis wanita itu menggerayangi tubuh Luke dengan leluasa. Nafsu sudah menguasai iblis penjaga, napasnya mulai terengah-engah menahan nafsu yang bergejolak dan semakin meningkat. Luke berusaha sekuat tenaga menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk menghempaskan iblis mesum kotor tersebut.
"Jika engkau berani menyentuhku lagi, aku bersumpah, akan membuatmu menyesal," ancam Luke. Makhluk itu terpental dan menjerit kesakitan. Keempat temannya menoleh dan berdesis marah.
"Ziel, hentikan! Tahan nafsumu yang menjijikkan itu!" bentak salah satu iblis yang rupanya pemimpin mereka. Ziel bangkit dan menghentakkan kakinya kesal serta menjauh dengan umpatan kasar terus mengalir dari mulutnya.
"Sebutkan alasan kalian hingga menahanku?" seru Luke. "Kupikir kalian tunduk dan taat pada Abaddon!" teriaknya lagi.
"Tidak ada kewajiban kami untuk menaati perintahmu! Kekuasaanmu tidak berlaku di sini!" tukas Bulgur dengan sinis. Rupanya ada iri yang membuat Bulgur terlihat membenci dan ingin Luke celaka.
"Kalian akan menyesal jika tidak menjawab pertanyaanku!" seru Luke dengan emosi.
"Melepaskan diri dari tiang itu saja kamu tidak mampu! Sekarang mau mencoba mengancam kami?" Bulgur tetawa dengan ketiga anak buahnya.
"Benarkah? Kamu berpikir bisa menyandera aku selama itu?" tanya Luke sembari mulai melemparkan intimidasinya.
"Sangat di sayangkan, Kupikir iblis penguasa lembah ratapan cerdas. Tapi begitu mudah termakan oleh tipu daya yang murahan. Iblis yang baru lahir pun akan paham jika itu hanya janji kosong!" ejek Luke.
"Kau tidak tahu jika itu bukan omong kosong! Aku sangat mempercayai mereka, jangan menghina kemuliaan dua raja kecil neraka!" tukas Bulgur murka karena merasa dianggap bodoh dan dangkal.
"Mereka tidak mungkin memberikan sesuatu yang menguntungkan bagi kalian! Mereka tidak bisa memberikan apapun karena dalam buronan Abaddon!" kembali Luke mengejek.
Pemimpin iblis yang bernama Bulgur mendekati Luke, "Janji mereka untuk memberikan penghuni baru bagi kami sangat mengiurkan Luke. Itu sangat mengiurkan dan bisa mereka lakukan dengan mudah," jawabnya membela diri. Luke tersenyum penuh prihatin.
"Aku rasa kalian tidak paham siapa mereka dan siapa aku," cibir Luke sembari tersenyum sinis. Bulgur terlihat ragu dan menjadi gelisah.
"Kami jelas mengetahui siapa dirimu!" sambar Bulgur dengan cepat. Dengusan napasnya menjadi gugup dan bahasa tubuhnya makin terlihat jika dia berada dalam kebimbangan.
"Bagus kalau begitu! Jika Abaddon tahu bahwa panglima tertinggi kesayangannya kalian tahan, jangan berharap kalian akan tetap ada, binasa mungkin menjadi akhir hidup kalian!" seru Luke dengan penuh percaya diri. Dia tahu dengan pasti bahwa Abaddon sangat mengandalkan dan menyayangi dirinya. Luke terpilih sebagai panglima tertinggi neraka bukan tanpa alasan!
"Apa yang ditawarkan Belpeghor dan Asmodeus tidaklah sebanding dengan yang akan kalian terima dari Abaddon," kalimat terakhir Luke mengguncang keyakinan Bulgur dan keempat pengikutnya. Luke menebak dan ternyata benar! Keempat iblis utama lembah ratapan bekerja untuk Asmodeus dan Belphegor. Kedua buronannya.
Mereka berkumpul dan tampak berembuk. Dengung pro dan kontra terdengar, Luke berharap semua usahanya berbuah hasil. Bulgur terlihat memukul Ziel yang terus membujuknya untuk diizinkan menikmati tubuh Luke sebelum mereka memutuskan. Ziel teriak dengan suara melengking dan menyakitkan telinga. Sungguh wanita iblis itu tidak tahu diri dan sangat gegabah. Pantas dia berakhir menjadi penghuni lembah ratapan. Luke ingin sekali mencincang tubuhnya jika bebas nanti.
"Apa tawaranmu Luke?" tagih Bulgur dengan licik kembali menghadap. Iblis penghuni lembah ratapan tersebut berpikir mungkin bisa mengambil keuntungan dari Luke lebih besar. Luke tersenyum. Pancingannya berhasil.
"Lepaskan dulu aku, kemudian ikuti semua rencanaku," sahut Luke. Bulgur menatap keempat iblis lainnya. Ziel terlihat sangat bernafsu untuk melepas Luke dan bercumbu dengannya. Heltor, iblis yang paling besar menarik Ziel dan melempar tubuh iblis wanita itu dengan ringan. Ziel melenting jauh.
"Apa jaminannya?" tuntut Bulgur masih ingin teryakinkan. Luke mengangkat wajahnya dengan angkuh.
"Kau tahu jika seorang malaikat terbuang tidak memiliki sifat ingkar dan menipu. Kami memiliki harga diri yang tidak bisa kalian tandingi! Jangan pernah mempertanyakan ucapan kami!" tegas Luke mulai menunjukkan posisinya.
"Katakan sekarang selagi sempat. Jika kamu ingkar dan memakai tipu daya, maka kau tahu hukuman janji seorang iblis." Bulgur mengucapkan kata-kata itu sambil melepas segel dan ikatan Luke dengan sebelah pedang yang Luke kenali milik Belphegor. Rantai besi tersebut terburai dan senyum Luke semakin mengembang.
"Kalian tidak akan menyesal berpihak padaku, karena kedua raja kecil neraka yang bodoh itu dalam buronan Abaddon. Jika kalian turut membantu penangkapan ini, upah yang akan kalian terima sangat besar!" ucap Luke dengan puas. Bulgur beserta keempat pengikutnya mengangguk dengan antusias dan bersiap mendengarkan rencana Luke sepenuhnya.
"Apa yang harus kami lakukan sekarang, Luke?" tanya Bulgur tidak sabar. Luke mulai menyampaikan rencananya.