Chereads / It's A Secret Mission / Chapter 77 - Seventy Seven

Chapter 77 - Seventy Seven

Langkah kaki besar Arya membawa dirinya keluar dari ruangan meeting, kembali menuju ruangan kerjanya di pent gedung kantornya ini.

Tidak ada yang spesial untuk hari ini, semua berjalan seperti biasanya. Namun entah mengapa Arya tiba-tiba saja merasakan bosan, pertama kali untuk dirinya merasakan kebosanan saat bekerja. Padahal biasanya Arya selalu semangat, bahkan cenderung menjadi gila bila sedang bekerja.

"Bapak butuh sesuatu?" Tanya Tere saat mereka berada di lift. Tere mendengar Arya terus menghela nafasnya berkali-kali, pikirnya Tere, Arya tengah menginginkan sesuatu atau berpikir tentang sesuatu.

"Ya? Kenapa?" Tanya Arya balik.

"Bapak lagi butuh sesuatu?" Ujar Tere lagi.

"Engga, kenapa emang?"

"Ya gapapa sih pak, cuman bapak dari tadi keliatannya tu kaya suntuk gitu. Makanya saya pikir bapak butuh sesuatu" ujar Tere tapi tidak mendapatkan tanggapan dari Arya.

Tepat saat pintu lift terbuka, Tere hendak melangkah namun tidak jadi karena Arya masih diam di tempatnya. Sontak Tere memandang Arya bingung, "bapak kenapa diem? Gaakan keluar pak?" ucap Tere masih dengan wajah bingungnya.

"Saya gaada jadwal lagi kan setelah ini?" Tanya Arya dibales dengan gelengan kepala. "Gaada pak, paling ya sisanya kerjaan bapak aja di meja" jawab Tere sambil menatap lurus ke arah ruangannya Arya yang kebetulan pintunya terbuka.

"Yaudah, kamu kirim kerjaan saya semuanya ke rumah. Saya mau pergi dulu" ucap Arya lalu Tere dengan sigap keluar dari lift, "jangan lupa dikirim" ujar Arya lagi kemudian pintu lift pun tertutup.

"Tumben..." guman Tere sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

--

Arya melajukan mobilnya menuju tidak lain dan tidak bukan adalah Cafe Valerie. Karena Arya tidak memiliki kenalan yang cukup dekat selain Andrea, Fito dan juga Valerie. Jika Fito dan juga Andrea tidak mungkina Arya kunjungi karena mereka pasti sedang sibuk bekerja, terutama Fito. Kalau Arya mengunjungi Fito sama saja bohong.

Jalanan siang menjelang sore sekarang ini tidak terlalu ramai, sehingga Arya tidak perlu merasakan kebosanan juga selama di jalan.

tidak sampai 30 menit Arya sudah sampai di cafenya Valerie, tapi keadaan Cafe Valerie saat ini sangat jauh berbeda dengan jalanan barusan.

Arya sontak melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya, untuk memastikan apakah dia datang di waktu-waktu yang krusial atau tidak. Karena memang Valerie pernah berkata kepada Arya kalau di Cafenya itu ada jam-jam tertentu yang membuat Cafe sedikit haectic.

Setelah melihat jam, Arya kembali melihat ke Cafe Valerie, yang terdapat juga ada beberapa pelanggan menunggu di luar karena waiting list. Arya memang bisa saja masuk lewat pintu belakang atau langsung masuk lewat pintu depan jika sedang penuh, karena Valerie memang sudah memberikan akses untuk dirinya. Tapi jika penuhnya seperti ini Arya jadi ragu untuk masuk, karena dirinya juga merasa tidak enak dengan pelanggan Valerie yang lainnya.

Arya pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi Valerie saja terlebih dahulu, tapi belum sempat Arya menekan dial call, kaca mobilnya diketuk oleh seseorang. Saat Arya menengok ternyata itu adalah Valerie, "kamu baru dateng?" Tanya Valerie saat kaca mobilnya sudah turun.

"Udah sekitar 5 menitan sih" jawab Arya sambil menunjukkan rentatan giginya yang rapih.

"Kenapa ga masuk?"

"Cafe kamu penuh. Kamu sendiri abis dari mana?" Tanya Arya saa melihat Valerie tidak mengenakan apronnya, justru hanya tasnya yang dia sampirkan di pundak.

"Saya abis meeting sama klien. Ayo, kamu masuk aja"

"Gapapa sama pelanggan kamu yang wl?" Tanya Arya sembari melirik ke barisan pelanggan yang sedang duduk, menunggu gilirannya untuk masuk.

"Gapapa, ayo"

--

Selama di dalam, Arya pun hanya menikmati kopi dan kuenya sendirian. Tidak ada Valerie yang menemaninya karena saat ini Valerie benar-benar sibuk hilir-mudik kesana-kemari melayani pelanggannya.

Sesekali Valerie menghampiri Arya untuk sekedar bertanya apa ada yang laki-laki itu butuhkan. Tapi tidak lama karena dia harus kembali bekerja lagi.

Namun, selama itu pula Arya tidak merasakan bosan. Padahal dirinya tidak melakukan kegiatan sama sekali, hanya makan dan minum sambil sesekali memainkan ponselnya. Tapi selebihnya yang dilakukan Arya hanya diam sembari melihat Rani, Ayu dan juga Valerie yang sibuk dengan pekerjaan mereka.

Sekitar hampir 2 jam, Valerie dan yang lainnya baru terselamatkan dari ramainya pengunjung Cafe. Walaupun sekarang ini masih ramai juga, tetapi tidak se ramai barusan.

Valerie segera menghampiri Arya sambil melepas Apronnya dengan wajah lelah, Arya melihat itu langsung tersenyum kemudian dia menepuk-nepuk pelan pundaknya Valerie. Setelah itu Arya menyerahkan satu gelas mojito yang barusan memang dia pesan tapi bukan untuk dirinya. "Nih minum dulu" ucap Arya.

"Inikan punya kamu"

"Emang, tapi buat kamu" jawab Arya sambil terkekeh, karena yang membuat mojitonya itu adalah Valerie sendiri.

"Saya yang buat, saya yang minum?"

"Iya, saya sengaja pesen ini. Karena kamu pasti cape" Valerie langsung terkekeh, kemudian dirinya segera saja meminum mojito yang sangat segar itu.

"Ini gausah dibayar kalau gitu" ucap Valerie sambil menaruh kembali gelas ke atas meja.

"Kenapa? Kan saya yang pesen"

"Tapi kan kamu ga minum" jawab Valerie. Tepat setelahnya, Arya dengan spontan meraih gelas mojito tersebut lalu meminumnya juga dengan santai. "Masuk tagihan saya, ok?"

Valerie hanya bisa tertawa melihat tingkah randomnya Arya saat ini.

"Kenapa ketawa? Emang ada yang lucu ya?" Tanya Arya bingung.

"Engga sih.. tapi gatau ya, saya ngeliat kelakuan random kamu kaya lucu aja gitu" jawab Valerie.

"Ohiya, om Farhan ada di dalem?"

"Gaada, tadi siang om Farhan pamit duluan. Soalnya tante Sarah mendadak gaenak badan di rumah, Fanya lagi ada trip dari Sekolahnya. Jadi saya bilang aja ke om Farhan untuk jagain tante Sarah dirumah"

"Bukannya ibu tiri kamu ada di rumah juga ya?"

"Kalau ada pun om Farhan pasti gaakan saya suruh pulang Arya.. tante Yulia lagi ngunjungin ibunya ke luar kota. Katanya sakit" jawab Valerie lalu hanya dibales dengan anggukkan kepala saja oleh Arya.

"Aduhh love birds.. seneng deh aku ngeliatnya. Iya ga Ran?" Celetuk Ayu tiba-tiba saat dia dan Rani hendak kembali ke stationnya mereka.

"Iya ka! Betul banget.. tapi kayanya lebih seneng lagi kalau ada agenda makan-makan ga sih? Love birds kalau gasalah belum ada acara syukuran gitu kan ya mba?" Ucap Rani tapi kali ini membuat Valerie dan juga Arya ketawa. Karena ucapannya yang mengandung unsur kode-kode rahasia itu.

"Gila Rani.. kamu pinter banget!"

"Val.." panggil Arya tiba-tiba. "Kenapa?"

"Kalau kamu tutup Cafe lebih cepet gapapa?"

"Ya.. gapapa sih, tapi... ada apa emangnya?" Tanya Valerie bingung. Tapi Ayu dan juga Rani malah senyum-senyum karena mereka rasa ucapan Arya merupakan pertanda yang bagus.

Sejenak Arya menatap Ayu dan juga Rani kemudian terkekeh karena mereka, lalu Arya kembali menatap Valerie sambil tersenyum "saya mau ngajak kamu sama karyawan kamu makan malem sama-sama"

"YES!"