Pertanyaan spontan yang dilayangkan oleh ibunya Arya sontak langsung dibantah oleh Arya sendiri. Dirinya cukup heboh untuk bilang tidak karena ibu-ibu yang lain sudah menggoda Arya duluan, maka dari itu Arya jadi kikuk sendiri menghadapinya. Sementara itu Valerie hanya tersenyum sambil sesekali tertawa melihat tingkah laku Arya yang sedikit konyol.
Setelahnya baru saja Valerie menghampiri ibunya Arya kemudian memperkenalkan dirinya dengan sopan. Respon yang diberikan oleh ibunya Arya pun sangat baik, beliau menerima kedatangan Valerie dengan sangat baik. Bahkan ibunya Arya juga terus memuji Valerie, tapi tidak hanya ibunya Arya saja. Ibu-ibu yang tengah berkumpul dengan ibunya Arya pun sama ikut memuji Valerie. Sampai-sampai membuat pipi Valerie bersemu kemerahan, tidak pernah Valerie merasa sampai semalu ini saat di puji.
"Kalian udah makan?" Tanya ibunya Arya, tapi matanya hanya menatap Valerie saja.
"Ud-"
"Belum!" Potong Arya langsung. Sontak Valerie langsung menengok Arya dengan tatapan bertanya, karena sebelum sampai di desa ini sudah jelas-jelas kalau Arya dan juga Valerie sempat mampir untuk makan terlebih dahulu.
"Yaudah kalau gitu, kita kerumah ya. Yu mari ibu-ibu" pamit ibunya Arya lalu berjalan duluan sementara itu Valerie serta Arya mengekorinya dari belakang.
"Kamu serius masih laper?" Tanya Valerie setengah berbisik.
"Kenyang sih sebenernya.. tapi gatau kenapa saya pengen makan masakan ibu saya, kamu harus cobain. Enak banget.. serius"
"Saya kenyang Arya, kamutu ngerjain orang tua banget sih"
"Gapapa.. siapa tau nanti bisa dibawa pulang. Lumayan kan?"
"Keburu basi kali Ya.."
--
Walaupun barusan Valerie mengatakan kepada Arya jika dirinya sudah kenyang, tapi nyatanya yang menghabiskan makanan adalah Valerie. Ibunya Arya memasak 4 jenis makanan, yang mana itu adalah makanan kesukaannya Arya semua.
Melihat Valerie yang makan dengan sangat lahap, Arya hanya tertawa dibuatnya. Dia masih ingat jika Valerie mengeluhkan kalau dirinya kenyang dan bertanya ragu apakah Arya masih lapar atau tidak. Justru sekarang Valerie lah yang makannya sangat luar biasa.
"Valerie mau nambah lagi?" Tanya ibunya Arya diikuti senyuman lembutnya.
"Gausah tante.. nanti tante harus masak lagi, ngerepotin nanti" ujar Valerie, tetapi reaksi yang diberikan Arya justru membuat Valerie dan ibunya menatap dirinya bingung.
"Kenapa kamu ketawa-ketawa begitu?" Tanya ibunya.
"Gapapa bun.. gapapa" jawab Arya tapi matanya mengarah ke Valerie. Arya memberikan tatapan jahil kepada Valerie, kalau saja tidak ada ibunya saat ini Arya pasti sudah akan menggoda Valerie habis-habisan.
Dirinya memang sudah tidak se kaku itu dengan Valerie, maka dari itu Arya sudah merasa nyaman untuk mengekspresikan apapun di depan Valerie.
"Kalau gitu kamu mau bawa pulang? Buat dirumah.." ujar ibunya Arya lagi, kembali ditujukan untuk Valerie.
"Apa gaakan basi nantinya tan?"
"Engga dong.. cuman nanti kalau kamu sampe rumah, langsung masukin kulkas. Kalau mau dimakan tinggal di angetin aja"
"Yaudah, kalau gitu nanti Valerie bantu masak juga ya tante" tawar Valerie, membuat ibunya Arya menunjukkan senyuman lebarnya. "Kamu bisa masak?" pertanyaan dari ibunya Arya dijawab oleh Valerie dengan anggukkan kepala.
"Valerie itu punya Cafe bun.. makanya bisa masak juga. Cuman diatu lebih jagonya bikin kopi" ujar Arya.
"Ohya? Boleh dong kalau gitu kapan-kapan tante mampir ke Cafe kamu?"
"Boleh banget tante.. Valerie tunggu" bales Valerie diikuti senyuman lembutnya.
Tangan ibunya Arya secara spontan terulur mengarah ke pipinya Valerie. Diusapnya lembut pinya Valerie, membuat dirinya sempat terlonjak karena pergerakan tiba-tiba yang diberikan ibunya Arya. "Tante suka banget ngeliat kamu senyum.. cantik"
Valerie langsung dibuat tersipu lagi, tangannya pun kini menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal itu. "Tante ga bosen gitu? Daritadi muji Valerie cantik terus.."
"Engga, justru emang bener. Kamu itu cantik banget, tante sampe ga bosen-bosen ngeliat muka kamu" lanjut ibunya Arya lagi. Membuat Valerie tertawa namun sembari menutup muka dengan kedua tangannya. Valerie benar-benar malu dipuji oleh ibunya Arya.
"Aduh tante bisa aja.. Valerie jadi malu nih"
"Arya... kamu serius sama Valerie cuman temenan?" Tanya ibunya Arya tiba-tiba. Valerie yang mendengar itu pun berasa dejavu. Pertanyaan yang dilontarkan ibunya Arya percis dengan tante Julia, mempertanyakan soal hubungan dirinya dengan Arya.
Arya tersenyum mendengar pertanyaan ibunya, tangannya kini digunakan untuk menopang dagu sembari matanya menatap ibunya "emangnya kenapa bunda?" Tanya Arya balik.
"Ya gapapa.. nanti sering-sering ajak Valerie ke sini ya. Atau kamu aja yang kesini sendirian gapapa Val.. kamu udah tau kan jalan kerumah tante?"
"Loh? Ko malah Valerie sih? Bunda ga nyuruh Arya juga gitu?" Ujar Arya protes karena ucapan ibunya.
"Ngapain bunda nyuruh kamu? Toh kamu bisa kesini kapan aja kan? Tapi kalau Valerie pasti segen.. soalnya belum kenal deket sama bunda. Makanya nanti kamu harus sering-sering ke sini ya Valerie, biar makin akrab sama tante"
--
Kepala Arya sontak langsung menoleh saat dirinya mendapati seseorang yang tiba-tiba saja datang lalu duduk di sebelahnya. Ternyata itu Valerie, dirinya pun membawa dua gelas minuman yang satunya di sodorkan untuk Arya.
"Udah acara masak-masaknya?" Tanya Arya lalu dibales dengan anggukkan kepala diikuti sebuah dengusan geli dari Valerie.
"Ibu saya waktu kedatengan Fito ga se heboh ketemu kamu. Beda banget" uja Arya lagi.
"Ya kan saya perempuan.. pasti kesannya bakal beda Arya" jawab Valerie kemudian meminum teh melati yang dibuatnya barusan.
"Ayah kamu sama ibu saya kayanya sama ya? Mereka saling memuja kita satu sama lainnya, saya ngerasanya itu bagus, karena itu artinya kemistri kita udah kebentuk"
"Bisa jadi.. saya juga tadi selama ibu kamu ngajak saya ngobrol, saya tu berasa dejavu aja. Apalagi pas ibu kamu nanya soal kita, itu dejavu banget. Percis kaya ayah saya ke kamu.." Arya tersenyum mendengar ucapannya Valerie, dirinya juga ikut menganggukkan kepalanya setuju. Karena Arya juga merasakan hal yang sama, saat dirinya melihat interaksi antara ibunya dengan Valerie, Arya berasa seperti bercermin. Saat dirinya datang untuk makan malam di rumahnya Valerie tempo hari.
"Tapi Val.. saya mau berterima kasih sama kamu"
"Makasih karena?"
"Karena kamu bisa bikin ibu saya tersenyum seperti itu. Dari semenjak saya ketemu sama ibu saya, sampe hari ini. Saya baru dua kali ngeliat ibu saya senyum kaya gitu, yang pertama waktu pas ketemu saya untuk pertama kalinya dan yang kedua hari ini. Saat ibu saya ketemu kamu" ucap Arya sembari tersenyum sengan sangat tulus.
"Saya juga makasih kalau gitu, saya seneng kalau emang menurut kamu saya bisa bikin ibu kamu tersenyum.. saya juga suka sama ibu kamu, beliau orangnya baik juga lembut" bales Valerie yang kini juga ikut tersenyum sama seperti Arya.