"Jadi saya harus maafin dia?"
Zidan langsung tertawa mendengar ucapan aku barusan, dirinya menatap aku geli kemudian menggelengkan kepalanya. "Mba ini suka lucu deh... maafin orang itu harus dong mba"bales Zidan yang bodohnya aku malah nanya kaya gitu, tentu saja kalau memaafkan itu harus banget. Masa iya engga.
"Iya ya bener juga.. saya salah ngomong" aku langsung menyandarkan kepala aku ke tembok sambil memandang kaki aku yang sedang memainkan batu kerikil.
"Wajar aja mba kalau mba Valerie marah sama mas Arya, itu haknya mba. Dan memang mas Arya juga salah karena sudah ingkar janji, cuman ya mba gaada salahnya kalau mba mencoba mengerti dari sisi yang lainnya... sebentar lagi kan mba mau menikah, ibu saya tu pernah bilang kalau dua orang yang akan menikah itu bukan cuman menyatukan hatinya saja. Tapi menyatukan presepsi, visi dan misi. Ibu saya juga bilang menyatukan tiga hal itutu hal yang tersulit, karena setiap orang itu punya egonya masing-masing"