Chereads / A Bittersweet Love / Chapter 39 - 38. Jayden Park is Jojo

Chapter 39 - 38. Jayden Park is Jojo

Sudah hampir sebulan semenjak kejadian Anne terluka oleh sasaeng fansnya dan sampai sekarang Jojo masih merasa bersalah dengan apa yang dialami Anne. dia ingin selalu menjaga Anne, namun ternyata karena perbuatan sasaengnya, Anne menjadi terluka.

Dalam sebulan ini dia jarang bertemu Anne, mungkin hanya sedikit mengobrol sesekali. Selebihnya, Anne pun sedang sibuk dengan pekerjaannya. Jojo juga sedang syuting film yang akan ditayangkan tahun depan. Namun ada hal yang aneh yang dirasakan oleh Jojo, sepertinya Anne mulai menghindarinya. Entah ini hanya perasaannya semata atau memang benar Anne mulai menghindarinya. Jojo tak tahu pasti.

Selain pada Anne, dia juga masih berasa bersalah dengan Lee Junsu, Kakak Anne. Jojo sudah menganggap Junsu sebagai kakaknya sendiri dan sudah mengenalnya saat mereka tinggal di Malang. Jojo merasa gagal untuk menjaga Anne dengan baik.

Semua pikiran berkecamuk dalam kepala Jojo. Dia pun mulai ragu dengan apa yang diyakininya selama ini, bisakah dia hanya menjadi seorang teman bagi Anne selamanya. Bisakah dia merelakan Anne untuk kekasih yang akan dicintainya kelak. Dan bisakah dia melihat Anne berbahagia dengan kekasih hati yang akan menjadi pasangan hidupnya nanti.

Jojo telah kembali ke apartemennya malam itu. Dia segera berganti pakaian dan memakai celemek khusus untuk melukis. Jojo mulai mengambil easle yang dia letakkan di pinggir ruangan dan mulai meletakkannya di ruang tamu.

"Aarghhhh..tidak.. Ini tak boleh terjadi. Aku tak yakin bisa melakukannya." Gumam Jojo sembari memulai menyapu kuasnya di atas kanvas malam itu.

Easle, kanvas dan goresan kuas menjadi saksi kebisuan malam itu. Setelah serangkaian pekerjaan yang melelahkan seharian, dia mulai melukis kembali di ruang tamunya. Sebuah foto dia letakkan di samping kanvasnya, untuk dia tuangkan dalam balutan kanvas. Ya, sebuah foto yang mungkin dia akan selalu ingat.

Ada seorang wanita dengan costum paralayang dengan latar belakang pemandangan alam yang indah. Senyuman Anne saat mereka naik Paralayang di Batu selalu tersimpan dalam benaknya. Apakah hubungan mereka bisa kembali seperti saat mereka baikan di Batu. Apakah bisa temukan kembali senyuman Annne yang dulu dia lihat.

"Oh Anne...aku sangat bersalah padamu. Bisakah kamu memaafkanku. Aku tak ingin kita menjadi jauh. Aku ingin kamu selalu bersamaku." Gumam Jojo saat memandangi wajah Anne dalam kanvasnya.

♥♥♥

Seminggu kemudian...

Jojo kembali menyibukkan dirinya dengan jadwal pemotretan dan schedule movienya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya hari ini, Jojo langsung pulang ke apartementnya. Dan kembali melukis hingga pagi hari. Sudah ada puluhan lukisan yang dia hasilkan karena tiap hari bergadang melukis. Tidur pun hanya dua sampai tiga jam sekali.

Manager Jojo, Han Junki terlihat cemas dengan kondisi Jojo. Tak biasanya dia seperti ini. Sudah hampir tiga tahun dia menjadi manajer yang setia mendampingi Jojo, baru kali ini Jojo tak enak makan maupun tidur.

"Jayden.. berjanjilah padaku. Jika telah sampai apartemen, kau harus istirahat. Berhentilah melukis dulu." Ucap Han Junki khawatir sembari mengantarkan Jojo menuju apartemennya.

"Iya Hyung. Baiklah aku akan istirahat." Ucap Jojo menuruti perkataan manajernya.

"Ngomong-ngomong kau tampak pucat sekali. Kau tidak apa-apa?" tanya Junki sembari mengamati Jojo dari balik kaca kemudinya.

"Tidak apa-apa Hyung..nanti setelah istirahat akan mendingan kok." Ucap Jojo menenangkan Han Junki.

Jojo pun telah sampai di apartementnya. Dan ia langsung menuju kamarnya dan berbaring disana. Badannya menggigil dan suhu tubuhnya tinggi. Malam itu kepalanya terasa pusing sekali. Dia pun kemudian mulai tidur terlelap.

Keesokan harinya....

Pagi ini Han Junki memulai hari seperti biasa dengan menjemput Jojo. Biasanya Jojo akan segera turun dari apartement dan bersamanya memulai schedule dari pagi. Namun sudah hampir setengah jam Han Junki tak mendengar kabar dari Jojo.

Han Junki yang sejak tadi sudah menunggu di depan Apartemen Jojo cemas karena Jojo tak kunjung datang dan Jojo tak mengangkat teleponnya. Merasa ada hal yang aneh akhirnya Han Junki memutuskan segera menuju ke apartemen Jojo dan membuka pintu tersebut dengan kata sandi yang diingatnya dulu karena sedari tadi Jojo tak menjawab bel apartemennya.

Han Junki menemukan Jojo terbaring lemah di tempat tidurnya.

"Jayden...jayden...kamu baik-baik saja kan?" tanya Manajer Han cemas.

"Hyung..aku tidak apa-apa." Ucap Jojo pelan.

"Jayden...astaga kau panas sekali. Ayo kita ke rumah sakit.." ucap Han Junki sembari terburu-buru membawa Jojo menuju rumah sakit.

Beberapa jam kemudian..

Ada sosok wanita di samping tempat tidur Jojo yang sedang menangis. Wanita itu berambut panjang yang diikat dengan rapi sembari menggengam tangan Jojo dengan lembut.

Ya..aku ingat jelas dengan wajah ini. Mengapa Anne ada disini. Mengapa dia menangis...

"Jo...kenapa kamu bisa jadi gini sih.. kenapa... aku udah berusaha nggak peduliin kamu lagi. Aku udah berusaha untuk pergi menjauh dari hidupmu.. biar kamu bisa tersenyum lagi dan nggak ada lagi masalah dalam hidupmu.. dan seperti apa yang telah kamu katakan sebelumnya kita adalah selamanya teman. Tapi mengapa kamu malah menjadi seperti ini.. Aku sayang kamu Jo. Tapi aku tak dapat berbuat apa-apa buat kamu. Karena kita adalah hanya teman. Seberapa besar rasa sayang itu hanya akan menjadi sebuah harapan palsu buatku. Dari semenjak SMA maupun sekarang, semua perasaan itu akan kembali sama...

Jojo kemudian terbangun dari mimpinya.

"Apakah yang dia dengar tadi hanya mimpi. Tapi mengapa Anne disini?" gumamnya dalam hati sembari menatap Anne yang duduk terlelap di sampingnya.

"Oh...Jo...kamu udah sadar...kamu nggak papa kan?" ucap Anne terbangun dari tidurnya.

"Kok kamu tahu aku disini?" ucap Jojo kaget melihat Anne ada disampingnya.

"Tadi pagi Manajer Han nelepon aku kalau kamu masuk rumah sakit. Dan kamu baru sadar jam tujuh malem barusan setelah tak sadarkan diri selama beberapa jam."

"Oh yaa? Selama itu aku pingsan??" tanya Jojo kaget.

"iya...aku udah seharian nungguin kamu disini. Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Aku udah mendingan sekarang. Thanks ya, Ne.. udah nemenin aku. Aku jadi ganggu kerjaan kamu." Ucap Jojo berusaha menenangkan Anne.

"syukurlah kalau begitu. It's okay, Jo...aku udah minta ijin sehari nggak masuk kok. Ternyata seorang Jayden Park bisa sakit juga ya?"goda Anne melihat sahabatnya berbaring di tempat tidur rumah sakit.

"Kau ini ada-ada saja. Jayden Park is Jojo. Cowok yang juga bisa sakit, bisa laper dan bisa ketawa seharian dengerin seorang Denise Anne." Balas Jojo sembari tersenyum.

"Ah...kamu Jo..tenyata sakit-sakit udah bisa bercanda. Jangan-jangan udah sembuh ya.. ya udah deh...aku pulang ya.." ucap Anne kembali menggoda Jojo.

"Eh, Anne.. jangan gitu dong.. tadi kan kamu yang mulai duluan. Temani aku sebentar ya.. sudah lama rasanya aku tak melihatmu." Ucap Jojo sedikit ngambek.

"iya...iya...udah lama ya...aku tak tahu kamu akan menyadarinya."

"bagaimana aku tak sadar kalau kita sudah lama nggak ketemu, kamu aku telepon selalu sibuk." Ucap Jojo mulai kesal.

"Iya..iya..maafin aku ya selama ini kita jadi jarang bertemu."

"Janji ya.. kita harus sering ketemu setelah ini.."

"iya aku janji.." balas Anne sembari tersenyum.

Jojo kemudian mendengar cerita Anne mengenai pekerjaannya dan berbagai keseruan studio Expose, sesekali dia tertawa mendengar cerita yang disampaikan Anne. Jojo lalu menatap Anne dalam. Benarkah apa yang dikatakan Anne itu tadi. Atau itu memang hanya sebuah mimpi. Atau ku tanyakan saja padanya? Apakah Anne akan mengatakan hal yang sejujurnya jika ku tanyakan secara langsung.

Mengapa rasanya berat banget buat diomongin langsung ya. Padahal baik drama, movie, cf iklan semua aku hadepin dengan baik. Namun mengapa sekarang ada keraguan dalam diriku. Apakah aku takut Anne akan pergi menjauh jika pertanyaan itu terucap dari bibirku.

Memang benar Jayden Park itu Jojo. Seorang Jojo yang masih tak bisa mengatakan dia suka sama Anne, seperti saat dia berada di bangku SMA.

"Jo...jojo..kamu kenapa?" tiba-tiba Anne membuyarkan Jojo yang sedang melamun menatap Anne dalam-dalam.

"Oh...oh...ga kok Ne... aku gak papa..Ne...aku laper nih.. Yuk kita pesen makanan." ucap Jojo mengalihkan pembicaraan..

"kamu yakin kamu boleh pesen makanan dari luar? Bukannya kamu harus makan sesuai yang anjuran dari rumah sakit ya?" ucap Anne ragu dengan ajakan makan untuk Jojo.

"Tapi aku kepengen beli.."

"Sekarang mending makan sesuai yang dari rumah sakit aja ya. Biar kamu cepat sembuh, nanti kalau kamu udah sembuh. Kamu boleh makan apa aja kok." Ucap Anne membujuk Jojo.

"Beneran? Tapi nanti kalau aku sembuh aku maunya makan ditemenin kamu." Ucap Jojo merengek pelan.

"iya..iya.. nanti kalau kamu udah sembuh. Aku temenin deh kamu mau makan apa aja." Ucap Anne menerima permintaan Jojo padanya.

"Janji yaa.."

"Iya...aku janji. Sekarang makan bubur dulu yang dari rumah sakit yaa." Ajak Anne sembari mengambil makanan yang masih berada di atas meja ruang rawat inap Jojo.

"Iya baiklah." Ucap Jojo yang menuruti Anne.

♥♥♥