Seminggu sejak Anne bertemu kembali Kakak dan Mamanya. Anne belum dapat mengatakan hal ini pada Papanya dan Jason karena ini juga merupakan hal yang sangat mendadak yang Anne juga belum bisa memahaminya. Rencananya Anne akan memberi tahu Papanya dan Jason saat beliau liburan ke Korea.
Mama Anne pun telah kembali untuk perjalanan tour ochestranya. Beliau harus menyelesaikan beberapa concert sebelum dapat kembali ke Korea.
"Drrrrt....drrtt..." ponsel Anne pun berbunyi.
"Yeoboseyo.." Ucap Anne mengangkat teleponnya.
"Anne.....kamu lagi apa, Nak? mama sekarang di Swiss. Kamu mau oleh-oleh apa dari Mama? " tanya Mamanya bersemangat.
"Ehm...Apa ya, Ma..apa aja boleh. Mama kapan kembali ke Korea.. Anne ingin kita liburan bareng." Pinta Anne pada mamanya.
"Mama baru bisa pulang dua bulan lagi. Gimana kalau kamu jalan-jalan bareng Kak Junsu. Mama dengar ternyata kalian satu SMA? Andai saat itu mama tahu kalau kamu adalah anak Mama.... pasti mama bisa bertemu denganmu lebih cepat.." ucap Mamanya pelan.
"Gak papa, Ma.. yang penting kan sekarang kan kita bisa bertemu lagi." Ucap Anne menghibur Mamanya.
"Anne udah punya no. Junsu Oppa ga?" tanya Mama Anne tiba-tiba.
"Anne belum punya no. Kakak, Ma.. " ucap Anne jujur.
"Nanti mama kirim no.nya yaa."
"Iya Ma.."
♥♥♥
Beberapa jam kemudian...
Anne masih berbaring di kamarnya. Dan memandangi smartphonenya. Ada no. Kak Junsu yang Mama kirimkan untuknya. Anne tak pernah membayangkan bahwa kakak senior yang dia kagumi semasa SMA mendadak menjadi kakak kandungnya. Dan semua berlangsung singkat. Walaupun ragu-ragu, akhirnya dia memberanikan diri menelepon kakaknya.
"Yeobeoseyo...Kak Junsu..." ucap Anne memulai pembicaraan.
"Oh...halo Anne.." ucap Junsu ramah.
"Kakak weekend ada waktu ga..Anne cuma pengen ngobrol-ngobrol aja." Ucap Anne ragu-ragu.
"Oh...kebetulan weekend Kakak prakteknya libur. Jadi bisa menemani kamu jalan-jalan. Kamu mau kemana?" ucap Junsu senang.
"Jalan-jalan? Mama bilang ya sama Kakak?Anne sih sebenarnya ga terlalu fokus sama jalan-jalannya. Anne Cuma pengen ngobrol sama kakak. " balas Anne jujur.
"Iya..eomma bilang sama kakak..kalau kamu pengen jalan-jalan. Maafkan kakak ya.. sejak kakak tahu kalau kamu adalah adik kandung kakak. Kalau belum bisa mengajak kamu jalan-jalan atau liburan. Karena jadwal buka praktek dokter di rumah sakit lumayan padat belakangan ini." Ucap Junsu tulus meminta maaf.
"Iya kak..Anne ngerti kok.. ya udah.. nanti Anne kakao talk nya untuk lokasinya.",
"iyah...tolong kabari ya!" ucap mama Anne dari balik telepon.
"See ya soon."
"See ya soon."
♥♥♥
Weekend kemudian...
Anne sibuk merias wajahnya di depan meja make up kamarnya. Hari ini dia juga sengaja memilih-milih pakaian yang cocok untuknya. Kali ini dia akan bergaya casual. Ya, Anne akan bertemu dengan Kakak cowok yang mungkin dalam 25 tahun usianya dia tak pernah memikirkan punya kakak. Selama ini yang dia tahu, dia adalah sulung dua bersaudara.
Anne pun mengunjungi restoran ice cream favoritnya di Hongdae. Kak Junsu datang dengan blazer hitam dipadu dengan kaos berwarna abu-abu.
"Anne...udah lama?" ucap Kak Junsu sembari membawa sesuatu untuk Anne.
"Baru aja kok, Kak." Ucap Anne hangat.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Junsu sembari melihat menu café tersebut.
"Anne sih sukanya sama Pistachio Vanilla. Tapi kali ini Anne mau ikut pilihan kakak."
"Ok..kalau gitu patbingsu gimana?" ucap Junsu menawarkan.
"Call."
Dan beberapa saat kemudian Patbingsu yang dipesan Anne dan Junsu muncul. Ukurannya sangat besar dan sebenarnya ini cocok banget untuk tiga atau empat orang.
"Waah...patbingsu....Anne suka.." ucap Anne sendirian.
"Syukurlah kalau kamu suka." Ucap Junsu merasa senang.
"Anne... ada yang kamu kakak kasih." Ucap Junsu sembari mengambil sebuah bingkisan dari tas kecil yang dibawanya.
"Apa ini kak?" ucap Anne terlihat kaget dengan hadiah yang diberikan Junsu.
"Ini tanaman lavender. Hadiah dari kakak." Ucap Junsu sembari tersenyum.
"Waah..ini wangi banget. Cantik lagi. makasi yaa kak. Anne senang sekali. " ucap Anne sembari ikut tersenyum.
"iya sama-sama. Anne...maafin kakak ya..belum bisa mengajakmu jalan-jalan di Korea. Ini juga merupakan hal yang pertama buat kakak. Dalam 26 tahun umur kakak, kakak selalu mengira kakak adalah anak tunggal dari eomma. Kakak janji akan selalu menjaga kamu." Ucap Junsu tulus.
"Iya kak.. Anne juga. Anne juga masih menyesuaikan diri untuk menerima semua hal yang terjadi belakangan ini. "
"Gimana kalau kamu panggil kakak dengan panggilan oppa. " saran Junsu pada Anne.
Well, benar juga. Kak Junsu adalah Kakak kandungnya sekarang.
"Baiklah.. Anne akan coba.. Junsu....Oppa..." ucap Anne sedikit awkward.
"Hahahahha.. kiyowo.. iya...nee dongsaeng." Ucap Junsu sembari mengelus rambut Anne.
"Minggu depan oppa ambil cuti weekend. Kamu ingin jalan-jalan kemana?"
"Ehm...kemana ya Oppa... Anne juga beluma tahu. Nanti Anne coba browsing-browsing dulu. " Ucap Anne sembari melanjutkan menyantap patbingsunya.
"Okay..kabari oppa saja ya biar oppa nanti liat akomodasi kesana. " sahut Junsu senang.
"Nee..oppa..." sahut Anne sembari tersenyum.
♥♥♥
Anne masih tidur di apartementnya saat alarm hpnya menunjukkan pukul tujuh pagi. Sudah saatnya dia bersiap menuju studio Expose. Mungkin karena kelelahan karena weekend kemarin dia liburan bersama kakaknya di Nami Island.
"Oh iya..aku belum mengirim foto liburanku bersama Junsu Oppa ke Mama." Ucap Anne yang terjaga sembari mengambil hpnya dan mengirimkan beberapa foto untuk mamanya.
"Halo, Anne sayang.." ucap Mamanya dari balik telepon.
"Halo Mama...." sapa Anne dari balik telepon.
"Gimana liburannya kemarin suka ga..?coba mama bisa pulang juga." Tanya Mama Anne penasaran.
"Liburan Anne sama Junsu Oppa seru banget, Mama.. coba kalau ada Mama, Jason dan Papa. Pasti lebih seru lagi." Ucap Anne pelan.
"Iya sayang..mama tahu.. Mama bulan depan kembali ke Korea." Ucap Mamanya bersemangat.
"Benarkah? Waah asyik..." ucap Anne bersemangat.
"Iya sayang see you next month yaa. I miss you." Ucap mamanya tulus.
"I miss You too, Mom.." ucap Anne sembari menutup teleponnya.
Anne harus bersiap menuju studionya. Hari ini ada dua pemotretan yang harus Anne selesaikan. Dia pun segera turun menuju parkir mobilnya untuk menuju Studio Expose. Perjalanan menuju studio berjalan seperti biasanya sampai pada saat di sebuah perempatan, terlihat ada mobil berwarna hitam yang sama sejak di depan Apartemen Anne. Anne yang mulai curiga segera berbelok berbalik arah menghindari mobil yang mencurigakan tersebut. Sampai akhirnya dia bergegas masuk menuju studio dengan tergesa-gesa.
"Ada apa Denise sshi...?" tanya Stylist Jung yang melihat Denise datang sembari mengamati halaman luar Studio.
"Sepertinya saya diikuti seseorang. Sejak saya turun dari apartemen sampai tadi saya masuk pintu masuk studio ada mobil yang sama membuntuti saya." Ucap Anne yang masih mengamati luar dari jendela ruangan kerjanya.
"Oh ya? Seperti apa orangnya? Kamu sudah lapor pada petugas keamanan?" ucap Nona Jung yang ikut cemas melihat Anne.
"Sudah tadi. Tapi saya masih tidak yakin apakah mereka masih membuntuti saya atau tidak." Ucap Anne yang masih panik.
"Kamu harus berhati-hati kalau gitu. Apa jangan-jangan itu ulah sasaeng Jayden sshi?" tanya Stylist Jung penasaran.
"Saya kurang tahu pasti, Nona Jung." Ucap Anne sembari minum air mineral di atas mejanya.
"Sebaiknya nanti kau tak pulang sendirian. Apakah kau nanti ada teman pulang?" ucap Nona Jung menyarankan.
"Ada Nona Jung. Sebaiknya aku menelepon Junsu Oppa." Ucap Anne sembari mengecheck smartphonenya.
"Junsu Oppa?" tanya Nona Jung yang tak paham siapa yang dimaksud Anne. Dari sekian cerita perjalanan hidupnya, Anne belum menceritakan kalau dia bertemu dengan mama dan kakak kandungnya di Korea.
"Sebenarnya Nona Jung.. baru-baru ini saya menemukan Mama dan Kakak Kandung saya yang ternyata tinggal di Korea." Ucap Anne memulai bercerita.
"Oh yaa..selamat ya Denise sshi. Kalau boleh saya tahu siapa mama Anda." Ucap stylist Jung penasaran.
"Jaslyne Lee. Seorang Violinist." Ucap Anne singkat.
"Jaslyne Lee?? Violinist terkenal dari Ritme Jung Ochestra?" ucap Stylist Jung terlihat kaget.
"Nona Jung tahu mama saya?" tanya Anne yang kaget melihat reaksi Nona Jung.
"Jaslyne Lee itu sangat terkenal tak hanya di Korea tetapi juga di Dunia, Denise sshi. Dan saya juga sering menonton concert musik yang diadakan Ritme Jung Ochestra. Semua orang memuji alunan gesekan biola yang merdu." Ucap Nona Jung menjelaskan.
"Saya tak menyangka mama saya begitu terkenal." Ucap Anne keheranan.
"Apakah kamu sudah bertemu dengan mama kamu?" tanya Nona Jung lebih jauh.
"Sudah Nona Jung..tetapi mama harus menyelesaikan serangkaian concertnya di luar negeri. Sehingga sudah hampir dua bulan saya tidak bertemu dengan beliau."
"Denise sshi..kamu semangat yaa..nanti pada saatnya kamu akan bertemu kembali dengan mamamu. " ucap Nona Jung menguatkan.
"Terima kasih Nona Jung."
"Sama-sama..by the way bagaimana kelanjutan stalkermu tadi?"
"Oh iya saya hampir lupa.. saya harus segera menelepon oppa. "
"Oppa?"
"Iya.. kakak kandung saya, Junsu Oppa."
"Yeobeoseyo..Junsu Oppa?"
"Oh iya Anne.. ada apa?"
"Oppa.. apakah nanti selesai praktek dokter, oppa bisa menjemput Anne makan malam bersama?"
"Oppa..mungkin akan sedikit terlambat kesana karena masih ada praktek dokter."
"Tidak apa-apa oppa.. Nanti Anne tunggu."
"kamu yakin nggak papa menunggu oppa?"
"Iya Oppa..nanti Anne tunggu. Makasih Oppa."
"Ya udah.. nanti sebaiknya kamu menunggu oppa di dalam saja. Baru jika oppa datang kamu bisa keluar studio." Ucap Junsu yang melihat ada hal yang aneh dari adiknya, Anne. Tak biasanya Anne mengajaknya makan malam meskipun tahu dia akan datang terlambat.
Anne pun kembali sibuk dengan pekerjaannya dan mulai menyiapkam pemotretan pagi itu. Hari ini ada dua pekerjaan yang harus dia selesaikan. Para staff juga telah sibuk menyiapkan make up dan outfit yang akan dipakai oleh beberapa model pagi itu.
Pikirannya masih memikirkan stalker yang masih bersembunyi di depan studionya. Apa yang mereka inginkan sebenarnya. Namun beberapa saat kemudian, Anne kembali fokus dengan pekerjaaannya. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul enam sore. Waktunya Anne pulang. Para staff telah membereskan perlengkapannya dan bersiap pulang.
"Denise sshi..kau yakin kalau saya tinggal tidak apa-apa." Ucap stylist Jung yang bersiap pulang.
"tidak apa-apa Nona Jung. Saya sebentar lagi akan dijemput Kakak saya." Ucap Anne sembari merapikan meja kerjanya.
"Kalau begitu saya pamit dulu." Ucap Nona Jung berlalu menuju keluar studio.
"Iya Nona Jung...hati-hati di jalan."
Beberapa menit kemudian..
"Halo Anne..." ucap Junsu memulai percakapan telepon.
"Iya Kak..."
"Anne..sebentar lagi kakak sampai.."
"Iya kak...Anne tunggu yaa."
Anne segera bergegas untuk turun menuju lobby studionya dengan membawa sebuah tas kecil berisi peralatan pemotretan. Tampaknya Anne lupa kalau sebelum kakaknya datang sebaiknya dia menunggu di dalam saja.
"Aah.. kayaknya Oppa tak akan lama datangnya. " gumam Anne sendirian di depan halaman Studio Expose.
Jam tangan Anne menunjukkan pukul tujuh malam saat dia menunggu Junsu menjemputnya makan malam. Studio Expose juga telah sepi karena jam kantor berakhir pukul enam sore. Anne pun segera menelepon kakaknya karena tak kunjung datang. Ada perasaan yang tak enak muncul di hatinya.
"Yeobeoseyo..Oppa Eodiga.. Oppa dimana?" tanya Anne pelan.
"Oppa sudah di pintu gerbang depan. Sebentar lagi sampai.." ucap Junsu berbicara melalui earphonenya.
"Ok Oppa...Anne tuuuuung....." tiba-tiba Percakapan Anne berhenti tiba-tiba.
"Anne...anne..gwenchanha???" tanya Junsu panik dan mobilnya segera meluncur menuju studio Expose.
Di depan Studio Expose, jam 19.05 KST...
"Kalian siapa?" tanya Anne panik saat melihat ada empat orang wanita menghampirinya.
"Kamu yang bernama Denise?" tanya Cewek Pertama sembari berteriak.
"Iya..kalian siapa?" ucap Anne berusaha untuk tenang.
"Kamu pacarnya Jayden??" tanya cewek kedua dengan kerasnya.
"bukan...Saya hanya temannya. Kalian siapa?" pertanyaan Anne masih belum dijawab oleh keempat cewek tersebut.
"Kamu ga usah banyak bicara.. Saya hanya ingin mengingatkan...kamu jangan pernah mendekati Jayden..." Gertak cewek kedua sambil meraih tangan Anne.
"Kalian sasaeng yaa?" ucap Anne sembari berteriak.
"Kau diaaaaaam saja.." gertak wanita ketiga sembari menjambak rambut Anne.
"Mau apa sebenarnya kalian? Saya hanya teman Jayden. Tidak lebih." Ucap Anne
"Kau jangan pernah mendekati Jayden..kalau tidak...kami akan terus menghampirimu.." Ucap wanita keempat memperingatkan.
"Hey Kaliaaaaan siaaaaapaaa...sedang apa kalian???" teriak Junsu dari kejauhan.
Sesaat kemudian keempat wanita itu segera berlari berhamburan menghindari Junsu yang mengejarnya namun tak berhasil dia tangkap.
"Anne....kamu tidak apa-apa?" tanya Junsu panik.
"Tidak apa-apa, Oppa...Anne baik-baik saja. " ucap Anne menenangkan kakaknya.
"Oh tidaaaak...tanganmu berdarah..sebaiknya kita segera ke rumah sakit." Ucap Junsu sembari menggendong adiknya menuju mobil.
"Kenapa aku tak menyadarinya tadi.." ucap Anne yang baru menyadari ternyata salah seorang wanita yang menghampirinya melukainya.
"Anne...kamu bertahan yaa...kakak hanya membawa perban tadi. Sepertinya lukamu perlu dijahit." ucap Junsu sembari mengemudikan mobilnya dengan kencang.
"Iya kak.." ucap Anne menahan perih lukanya yang masih ditutup dengan perban yang Junsu bawa.
Junsu ingin segera mengobati Adiknya. Hari itu dia tak menyangka akan mendapati adiknya dijahatin orang.
"Anne dan Junsu segera menuju emergency room, rumah sakit tempat Junsu bekerja.
"Dokter Junsu...apakah ada yang ketinggalan?" sapa salah satu perawat.
"Oh tidak. Saya hanya akan mengobati adik saya yang terluka." Balas Junsu sembari menuju tempat Anne duduk saat di emergency room.
"Oh baiklah.. saya akan membantu Anda." Ucap perawat tersebut sembari menyiapkan untuk mengobati luka Anne.
Anne mendapat tiga jahitan untuk lukanya. Junsu sangat terampil menjahit luka Anne yang dibantu dengan Perawatnya.
"Oppa.. tanganku? Tanganku bagaimana? Anne bisa memotret lagi kan?" Tanya Anne cemas sembari melihat luka di pergelangan tangannya yang dibalut perban.
"Tenang saja adikku. Bisa kok. Hanya saja, kamu tidak dapat menggunakan tangan kananmu untuk beraktivitas selama seminggu." Ucap Kakaknya menenangkan Anne.
"Syukurlah aku bisa memotret lagi." Ucap Anne sedikit tenang.
"Anne..Maafin Oppa yang tidak bisa menjagamu dengan baik. " ucap Junsu sembari menahan air matanya.
"Tidak apa-apa Oppa. Oppa tidak salah. Anne baik-baik saja kok." Ucap Anne kembali menenangkan kakaknya.
"Tadi sebenarnya siapa keempat wanita tadi?" tanya Junsu sembari menahan amarahnya.
"Anne juga sebenarnya tidak tahu. Tapi sepertinya sasaeng fans. Mereka mengancam kalau Anne tidak boleh dekat-dekat dengan Jojo." Ucap Anne jujur.
"Jojo? Tadi tadi itu sasaengnya Jonghyun? Kakak tidak bisa tinggal diam." ucap Junsu tak kuasa menahan amarahnya sembari berdiri menuju arah mobil usai mereka membayar biaya administrasi emergency room.
"Oppa..Junsu oppa mau kemana?" tanya Anne sedikit berlari mengejar kakaknya.
"Kantor Polisi. Oppa harus melaporkan mereka." Ucap Junsu tak rela adiknya disakiti.
"Tunggu Oppa.. Nanti masalahnya akan menjadi besar dan ramai." Ucap Anne berusaha menahan oppanya.
"Tidak bisa Anne. Oppa tak bisa menerima perlakuan mereka terhadapmu. Eomma juga akan cemas jika pelakunya tak kunjung tertangkap. Ayo kita berangkat!" Balas Junsu sembari menyalakan mobilnya.
"Baiklah..Oppa..Anne akan menuruti kata-kata Oppa. .Anne akan ikut ke kantor polisi." ucap Anne yang akhirnya mengikuti oppanya menuju Kantor Polisi melaporkan keempat sasaeng fans tersebut.
♥♥♥
Beberapa jam kemudian..
Jam dinding apartemen Jojo tengah menunjukkan waktu tengah malam. Dia baru kembali dari schedule syuting film yang akan ditayangkan tahun depan. Jojo pun langsung duduk seraya meraih gelas air minum di atas meja ruang tamunya. Dan tiba-tiba ada nomer yang terduga meneleponnya.
"Yeobeoseyo...Hyung." ucap Jojo sembari mengangkat teleponnya.
"Jonghyun ah.." ucap Junsu yang terdengar sedikit kesal.
"Ada apa hyung malam-malam menelepon." Ucap Jojo penasaran karena jarang sekali Lee Junsu akan menelepon tengah malam.
"Hyung cuma ingin memberitahu...tolong kau urus sasaeng fansmu. Hyung dengar..mereka lah penyebab Anne terluka."
"Anne terluka?? Hyung tidak sedang bercanda kan??"
"Kau kira aku akan bercanda mengenai adikku oleh karena ini?" ucap Lee Junsu kesal.
"Tidak begitu hyung, maksudku.."
"Hyung ingin bertanya sama kamu. Kamu sama Anne ada hubungan apa?"
"Saya dan Anne adalah sahabat hyung.."
"Hyung hanya ingin mengingatkan... jika ada orang yang ingin melukai adikku..maka mereka harus berhadapan dulu denganku.. dan meskipun kami baru saja berkumpul kembali.. aku tak akan membiarkan dia disini merasa sendirian." Ucap Junsu pada Jojo.
"Hyung. Maafkan saya.. saya akan berusaha membereskan masalah ini dengan segera. Bagaimana keadaan Anne hyung..."
"Tangan Anne terluka. Tapi sekarang dia sudah kembali apartemennya."
"Hyung..maafkan saya juga yang tak bisa menjaga Anne dengan baik..hyung...jeongmal mianheyo.." ucap Jojo tulus.
"Baiklah Jonghyun ah. Hyung cuma ingin memberimu kabar Anne saja.."
"Hyung...bolehkah saya menemui Anne..saya ingin lihat keadaannya."
"Boleh...tapi sebaiknya kau pergi kesana besok saja. Anne butuh istirahat."
"Terima kasih Hyung.."
"Ya sudah kalau begitu hyung pergi dulu." Ucap Junsu dalam perjalanan menuju apartementnya menggunakan earphone.
"Nee Hyung...hati-hati di jalan."
Jojo pun langsung lemas mendengar apa yang dikatakan Kakak kelas yang sudah dianggapnya saudara sendiri karena mereka banyak menghabiskan waktu bersama semasa SMA.
"Aku harus menelepon Anne..." ucap Jojo sembari menekan nomer di smartphonenya.
Namun beberapa kali Jojo mencoba menelepon tak kunjung ada jawaban. pesan pun tak ada balasan.
"Anne..mengapa kau tak menjawabku..aku hanya ingin tahu apakah kau baik-baik saja..maafkan aku Anne..." gumam Jojo sembari mengecek ponselnya menunggu kabar dari Anne.
Malam itu...Jojo pun tak bisa tidur dengan tenang. Pikirannya terus memikirkan Anne. Gara-gara dia Anne terluka. Dia menyalahkan dirinya sendiri mengapa dia tak bisa menjaga Anne dengan baik. Mengapa semua ini terjadi. Dan mengapa Anne tak juga menelepon atau membalas pesannya.
"Anne...kamu dimana? Kamu baik-baik saja kan?" ucap Jojo pada pesan suara yang ditujukan pada Anne.
Kemudian Jojo menelepon manajernya, Han Junki.
"Yeobeoseyo Hyung?" ucap Jojo mengawali percakapan dengan manajernya di telepon.
"Yeobeoseyo.. ada apa Jayden kamu meneleponku tengah malam begini?" tanya Han Junki penasaran.
"Hyung...Anne..Hyung.."
"Ada apa dengan Anne? coba ceritakan pelan-pelan apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Han Junki berusaha menenangkan Jojo.
"tadi kakak kandung Anne meneleponku. Anne terluka gara-gara sasaeng fans yang menyerangnya. Saat aku menghubungi Anne.. tidak ada jawaban. Hyung aku harus tahu kabarnya. Aku khawatir dia kenapa-kenapa." Ucap Jojo yang terdengar sedih.
"Jayden.. tenanglah, kita pikirkan baik-baik jalan keluarnya. Hyung akan mencoba melihat situasinya. Habis ini hyung akan ke apartemenmu." Ucap Han Junki mencoba menenangkan Jojo.
"Baik Hyung. Terima kasih banyak hyung." Ucap Jojo menutup teleponnya.
♥♥♥