Sepeninggal ayahnya dari kantor, Alfredo sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia tahu betul apa yang dikhawatirkan oleh ayahnya, namun tak ada yang dapat Alfredo lakukan kecuali mengikuti hatinya. Dia juga manusia yang ingin hidup bahagia layaknya manusia lain.
Alfredo mendesah nafas berat, tangannya mengambil ponsel yang ada di dalam saku jasnya, foto seorang wanita cantik dengan pakaian pengantin yang membalut tubuhnya, Karenina. Wanita yang kini sah menjadi istri itu adalah sumber kebahagiaanya.
Pintu ruangan miting kembali terbuka kini giliran Rudi yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Rudi sahabat yang juga asisten pribadi Alfredo sangat mengetahui suasana hati bosnya saat ini, Ia sangat yakin jika bos besarnya membawa kabar yang membuat hati Alfredo menjadi galau.
"Bos."
"Aku pulang ya." Ucap Alfredo memotong Rudi yang hendak ingin kembali bersuara.
"Oke." Jawab Rudi tanpa membantah.