"Bagaimana rasanya mencintai seseorang dengan sungguh-sungguh meskipun orang itu tidak pernah singgah?"
Itulah yang pernah aku rasakan.
Katanya mencintai dalam diam adalah cara mencintai yang paling aman, karena kamu tidak perlu menyakiti oranglain meskipun harus menyakiti dirimu sendiri. Begitulah yang oranglain katakan.Â
Menurut mu, bagaimana mereka bisa mencintai seseorang dalam diam? Karena ketidaksengajaan? Atau karena kebiasaan? Tapi meskipun begitu, mencintai seseorang merupakan ketidaksengajaan, dan kebiasaan yang menyenangkan, namun juga sakit yang paling nyata.
Karena cerita ini di tulis saat aku masih menikmati masa remaja, ada banyak perasaan-perasaan yang aku sendiri bingung.
Bahkan untuk saat ini, ada banyak sekali pertanyaan yang ingin aku ajukan pada diriku atau mungkin pada seseorang yang memahami ku "Seberapa berani kah aku untuk mengungkapkan nya lagi?" dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya, seperti "Seberapa banyak aku mencintainya? Apakah sebesar seseorang yang mencintaiku?" atau pertanyaan lain.
Banyak cerita yang ingin ku ceritakan Aku juga ingin mendengar jawaban dari seseorang tentang perasaan ku selama ini.
Pasti menyenangkan jika itu terjadi.
Semesta..
Ijin kan aku mencintainya kembali.
Aku tahu kamu pasti kecewa karena aku mencintai seseorang yang awalnya ia tidak tahu bagaimana cara menghargai ku.
Tapi..
Dulu, hanya itu yang bisa ku lakukan mencintainya dengan tulus. Aku bahkan tidak tahu cara mencintainya dengan benar.
Jika dia tidak mencintaiku lagi
Tidak apa-apa itu adalah hak-nya. Perasaan memang tidak bisa di paksakan sekeras apapun kamu berusaha.
Aku juga ingin ikhlas. Ikhlas tentang segalanya. Termasuk melepaskan nya dengan baik. Aku ingin belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang bukan milikku, atau sesuatu yang sudah hilang. Bantu aku.
Aku tidak tahu lagi bagaimana harus menceritakannya, karena aku benar-benar tidak tahu cara menuliskan nya dengan benar, tapi aku hanya ingin menceritakan nya tanpa paksaan dari orang-orang atau menganggap nya beban, aku ingin menceritakan semua yang ku alami dan seolah-olah yang ku tulis ini adalah alasan ku untuk hidup.
Semesta..
Melepaskan nya dengan baik adalah tentang sebuah keikhlasan.
Sejak remaja, aku memikirkan berkali-kali bagaimana caranya aku bisa hidup tanpa nya. Apakah aku bisa? Mengapa ini terjadi padaku? Dan mengapa sangat sulit untuk melupakan dan menerima kenyataan nya. Apakah aku hanya kurang beruntung? Aku jadi tahu betapa sakitnya ketika mereka mencintai orang yang salah, karena aku tahu rasanya seperti apa.
Dulu..
Dalam setiap detik aku menyimpan beribu harapan padanya.
Aku tahu, harapan dalam diri manusia tidak akan pernah ada ujungnya.
Aku mencintainya hanya membutuhkan waktu beberapa detik.
Tapi membuat nya mencintaiku membutuhkan waktu milyaran detik.
Kepada kamu, selamat mengenang.
Terimakasih sudah memberikan napas mu di cerita ini.
Terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup ku yang sunyi ini.
Mencintaimu membuat cerita ini lebih hidup
Dulu, kamu mungkin tidak pernah merasakan kehadiran ku dalam hatimu, dan bahkan mungkin tidak pernah merasakan diriku di hatimu
Tapi kamu juga harus tahu, bahwa mencintaimu adalah sebuah kebiasaan yang menyenangkan.
***
JAKARTA, 2021.
Bangun tidur rasanya begitu menakjubkan saat melihat cahaya matahari pagi dari pantulan jendela. Membuatku enggan bangun. Tapi aku harus bangun, aku harus melanjutkan ceritaku yang sempat terhenti kemarin malam~ rasanya waktu begitu cepat berlalu secepat kedipan mata tapi kenangan di dalam hati ini enggan pergi dengan sendirinya.
Membuatku bertanya-tanya "Terbuat dari apakah sebuah kenangan itu?"
Kusut sekali memikirkan hal-hal tidak berguna ini, biarlah kenangan tetap utuh di hati dan di kepala meski orang yang kita kenang hanya lah seorang brengsek yang tidak memiliki perasaan. Begitulah pikirku hari ini.
Dulu, kupikir mencintai seseorang harus bersama dengan orang tersebut. Namun sekarang, kupikir mencintai dan bersama adalah dua hal yang berbeda.
~~~
Kudengar suara berisik di tengah rumah pikirku teman-teman pasti datang kerumah dan akan selalu mengacaukan setiap kalimat yang akan ku tulis di ceritaku. Mereka akhir-akhir ini sungguh menganggu.
Dan tiba-tiba mereka masuk ke kamar ku dengan santai dan tanpa ada rasa bersalah
"Sedang apa?" tanya Anisa. Dia adalah teman yang banyak menggerutu, tapi dia juga paling banyak berbicara lebih tepatnya berbicara tanpa berpikir.
"Menurutmu?" singkatku
"Nulis lagi?" tanya Andin. Andin ini tidak beda jauh dengan Anisa ia juga termasuk teman yang suka berbicara dengan lelucon tanpa berpikir, namun dia lah yang paling berisik
"Masih mengingat masa lalu, katanya." sahut Herni. Herni ini adalah teman ku semasa SMP, dia ini terlalu polos, berisik, heboh, tapi dia paling dewasa dan paling sok sibuk di antara kami.
"Mengingat masa lalu adalah perasaan di antara rindu dan sedih." ujar Rahma. Merupakan teman semasa SMA, yang juga dekat dengan kami.
"Mengingat adalah cara baru untuk melupakan." jawabku
"Memang biar apa sih mengingat? Itu tidak membuatmu sakit?" tanya Andin membuat suasana dikamar ku menjadi hening dan serius.
"Tidak juga, tapi kalau pura-pura tidak mengingat mungkin itu lebih sakit." balasku dengan santai tanpa menoleh ke arah mereka.
"Dan, kamu hanya perlu menerima kenyataan." ucap Anisa dengan nada suara yang rendah
"Kenangan indah memang menyakitkan." lirih Andin dengan tatapan nya yang kosong
"Kalau begitu, kenanglah dia di hatimu dengan baik. Tapi jangan lupa ikhlaskan." saran Anisa dengan senyuman yang melengkung di sudut bibirnya.
"Karena?" tanya Rahma pada Anisa
"Karena kita tidak hidup di masa lalu, waktu terus berjalan dengan cepat, kita akan tertinggal kalau terus-terusan menoleh." jawab Anisa dengan bijak.
"Setujuuu!" heboh Herni. Dan aku pun setuju.
"Ayo lah hari ini kita bersenang-senang." ajak Andin
"Aku merelakan kesibukan ku demi reuni bersama kalian.." seru Herni
"Kalau sibuk kenapa ikut?"
"Sibuk menghabiskan waktu bersama kalian." celetuk Rahma dengan tawa riang nya.
Dengan santainya, Anisa menoyor kepala Rahma. Seperti itulah mereka, bagiku mereka ber-empat seperti penyelamat hidup~ aku rasa, tidak apa-apa aku kehilangan beberapa orang, kecuali jika itu mereka mungkin aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku setelah itu.
***
"Kalian hari ini tidak ada acara?" tanyaku pada mereka.
Andin dan Anisa menggelengkan kepala dengan cepat.
"Hari ini, pekerjaan ku adalah bersama kalian 24 jam." ucap Rahma dengan heboh-nya.
"Kenapa?" tanyaku
"Karena hari ini, hari anniversary persahabatan kita." jawab Herni dengan ekspresi heboh
"Tumben sekali kamu mau meluangkan waktu." sindirku dengan sinis.
"Banyak dendam ini manusia." balas Herni dengan kesal.
Rahma dan Anisa tertawa terbahak. Begitu lah Herni, semenjak berbeda sekolah saat SMA bahkan bekerja dan punya pacar ia jarang sekali mau kumpul bersama, banyak alasan. Apa semua orang seperti itu? Maksud ku, tidak apa-apa kalau itu benar tapi kalau hanya alasan, aku jadi kesal dan greget sendiri.
"Kamu hari ini tidak ada acara dengan Ilham?" tanya Anisa padaku
Aku menggelengkan kepala pelan.
"Jadi, hari ini kita punya banyak list tempat untuk di kunjungi, mari kita bersenang-senang untuk hari ini. Jangan pikirkan apapun, pikirkan saja hari ini." saran Rahma.
Kami semua menyetujuinya. Menurut ku, bersenang-senang adalah cara terbaik untuk mewujudkan mimpi.
-------
SELAMAT MEMBACA, SEMOGA MENIKMATI YAA. JANGAN LUPA BANTU VOTE, DAN KOMEN BIAR AUTHOR SEMANGAT MENULIS DAN RAJIN UPLOAD. Hehehe
SATU KATA UNTUK AUTHOR?
SARAN DAN KRITIK JUGA BOLEH.