( TOUCH YOUR HEARTS)
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Impian terbesar aku membahagiakan kakek aku, dan juga membelikan rumah. Agar kami tidak hidup susah. Aku ingin merasakan hidup enak dan berkecukupan seperti yang lainnya. Tapi takdir berkata lain. Aku bekerja tak sesuai yang aku harapkan.
" Kita harus semangat Carmilla!! Kan kita pernah tuh punya mimpi untuk bisa punya apartemen mewah dan mobil mewah. semoga impian kita terwujud" ujar Odette mengingat kan aku.
" Pastilah aku harus semangat!! Kan kita punya impian yang harus kita wujudkan. Aku gak akan pantang menyerah karena kita jadi pelacur. Meskipun ini pekerjaan menjijikkan bagi masyarakat. Yang terpenting kita bukan pelakor ( perebut laki orang)" Ujarku menjelaskan.
" Ya betul. Aku suka dengan pernyataan kamu Carmilla. Meskipun kita pelacur kita punya harga diri yang gak merebut suami orang" ujar Odette sambil tersenyum.
" Janji ya kita harus sukses bareng. Kalo aku udah punya duit banyak. Maka aku akan berhenti jadi pelacur dan mau bikin usaha aja. Jualan apa kek. Yang penting uang nya halal" Ujarku memberitahu.
" Lah kok sama sih Carmilla?! Aku juga berpikiran begitu. Ingin jualan nasi uduk atau pecel lele dan pecel ayam. Biar tiap hari nya ada pemasukan. Dan gak bekerja lagi jadi pelacur" ujar Odette menjelaskan.
" Gak mungkin dong kita jadi pelacur sampai nenek nenek?! Emangnya masih ada yang mau sama nenek nenek?!" Ujarku bercanda.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Esok pagi harinya. Aku membersihkan kamar kontrakan aku dan Odette yang tiga petak. Kami mengontrak rumah bersama. Sejak aku pertama kali bekerja menjadi PSK ( Pekerja Seks Komersial). Pertemuan yang lucu dan menjengkelkan. Tapi membuat kami menjadi akrab.
" Carmilla,kok kamu sepagi ini udah bangun dan membersihkan kontrakan sih?!" ujar Odette yang baru bangun tidur.
" Ya mumpung aku libur. Aku ingin hari liburku bermanfaat gitu. Gak sia-sia. Gak mau bangun siang. Aku ingin mengerjakan rutinitas yang dulu aku seringkali lakukan dengan kakek" Ujarku memberitahu.
" Ya setuju. Ah aku jadi malu nih sama kamu. Jam segini baru bangun tidur. Apa ada yang bisa aku bantu?!" tanya Odette kepadaku.
" Ya palingan kalo mau sarapan udah aku masakin nasi goreng di wajan di atas kompor. Nanti bisa kamu hangat kan. Aku juga sudah ungkep ayam. Aku taruh di dalam kulkas. Aku masak sayur SOP bakso juga. Terserah kamu mau makan yang mana duluan" Ujarku menjelaskan.
" Ah Carmilla. Kamu kok so sweet banget sih. Jadi terharu akunya. Jangan sering-sering begini ya. Nanti aku bisa jatuh hati sama kamu Carmilla" ujar Odette bercanda.
" hahaha.. aku masih normal Odette. Aku masih suka pria bukan wanita. Jadi jangan sampai kamu suka dan jatuh hati sama aku" ujarku cemberut.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Pertemuan pertama aku dengan Odette hal yang mengejutkan. Awal aku bekerja menjadi pelacur adalah hal yang tak pernah sekalipun aku bayangkan. Saat aku tak bisa bayar hutang ke rentenir. Ada mamih yang menolongku. Meskipun akhirnya mamih juga yang menjerumuskan aku ke pekerjaan yang menjijikkan buat kalangan masyarakat.
" Tapi kalo ingat waktu pertama kali kita ketemu hal yang lucu dan menjengkelkan ya. Kamu sangat judes banget Odette waktu pertama kali aku bertemu dengan kamu" Ujarku berpendapat.
" Ah masa sih aku judes banget sama kamu?! Perasaan enggak deh. Aku sangat baik dan ramah dengan semua orang" ujar Odette sambil tertawa terbahak-bahak.
" Iya. Apalagi pas aku tanya nama kamu. Malah kamu jawabnya dengan judes dan ketus" Ujarku bercerita.
" hahaha.. maafkan dulu ya aku terlalu judes dan cuek dengan orang. Tapi kan sekarang aku sudah berubah ya kan?!" ujar Odette berpendapat.
" Ya sih udah berubah. Tapi sekarang jadi tukang ghibahin om om yang suka bayar nya mahal ya. Dan ngasih tip nya gede" Ujarku bercanda.
" Wkwkkwk.. bisa aja nih kamu Carmilla. Kan aku jadi gak enak nih" Ujar Odette sambil tersenyum.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Aku juga tak tahu harus meminta bantuan siapa. Ketika kakek meninggal dunia dan aku berhutang ke rentenir. Aku merasa seperti sebatang kara di dunia ini. Dunia malam membuat aku mengerti bahwa hanya aku yang bisa membuat diriku kuat dan bertahan dalam menjalani kehidupan yang kejam dan sadis begini.
" Kamu pergi ke makam kakek kamu sendiri atau sama Jhonson?!' ujar Odette bertanya kepadaku.
" Aku pergi sama Jhonson. Makanya aku bersih bersih kontrakan. Takutnya Jhonson komentar kontrakan gak rapi dan gak bersih. Kan aku jadi malu" Ujarku memberitahu.
" Hehehe.. iya juga sih. Malu juga kalo ada Jhonson Maen ke kontrakan tapi kontrakan kita malah kotor dan gak rapih" ujar Odette berpendapat.
" Nah maka dari itu. Aku bangun pagi hari ini dan sudah memasak juga bersih bersih kontrakan. Biar gak dapat komplain dari Jhonson" Ujarku menjelaskan.
" Emangnya Jhonson gak kerja apa?! Kok menemani kamu pergi ke makam?!" ujar Odette makin penasaran.
" Jhonson libur nanti malam kerjanya. Jadi punya waktu buat menemani aku seharian. " Ujarku bercerita.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-;
Aku menjadi pelacur ketika aku berumur tujuh belas tahun. Saat aku lulus SMK. Bayaran pertama aku jadi pelacur pun sampai lima puluh juta. Itu pun di berikan oleh mamih lima puluh persen Kepada aku untuk biaya pemakaman kakek dan tahlilan untuk nya.
" Awalnya kamu kenal Jhonson dulu dimana ya?! aku lupa" ujar Odette bertanya.
" Aku kenal Jhonson di klub hiburan malam nya mamih. Waktu itu kan kamu sedang sakit Odette. Aku yang seharusnya libur. Jadi menggantikan kamu. Aku menemani Jhonson karaokean. Dari situ Jhonson minta nomer handphone aku dan berlanjut pacaran Hingga sekarang?!" Ujarku bercerita.
" Tapi Jhonson tahu profesi kamu itu pelacur?!" ujar Odette penasaran.
" Ya Jhonson tahu. Kan hutang aku sama mamih sudah lunas. Jhonson juga bekerja jadi supir antar kota. Kemungkinan kalo kami menikah. Aku akan resign dari pekerjaan sekarang" Ujarku menjelaskan.
" Resign?! Kalo kamu resign aku sama siapa dong?!" ujar Odette terkejut.
" Ya aku dan Jhonson akan ngontrak dekat sini. Agar kita bisa ketemu dan bisa masak bareng juga makan bareng lagi. Tenang aja aku gak akan pergi jauh" Ujarku memberitahu.
:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:-:
Kini aku menjadi sebatang kara tanpa saudara dan keluarga. Tapi aku memiliki Odette yang selalu bersama aku dan menemani aku di kala aku sedih dan terpuruk. Odette pun bernasib sama denganku. Menjadi anak yatim piatu saat tahun kemarin ayah dan ibunya mengalami kebakaran rumah di kampung nya. Aku gantian yang menghibur nya. Tahunya orangtuanya Odette bekerja menjadi SPG kosmetik. Padahal kami bekerja menjajakan tubuh kami demi bertahan hidup.